Bukan tanpa alasan apem ini dipersembahkan dalam helatan Tingalan Jumenengan Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono, melainkan ia hadir juga dengan maksud membawa nilai filosofi. Bahwa nama “apem” sendiri diserap dari bahasa Arab “afwan” yang berarti maaf. Perihal ini disajikan karena pihak keraton percaya bahwa prosesi perayaan kenaikan tahta ini selaiknya merupakan ajang refleksi untuk meminta maaf atas kesalahan-kesalahan yang diperbuat.
Di prosesi selanjutnya, apem-apem yang telah dimasak seharian inilah yang bakal menjadi ubarampe prosesi pengetan jumenengan dalem. Termasuk beberapa apem ukuran kecil yang akan dibagikan kepada keluarga, kerabat, dan abdi dalem pada prosesi pada hari puncak.
Sementara itu, saat bersamaan dengan prosesi ngapem di atas, para Abdi Dalem Reh Widyabudaya mengemban tugas mempersiapkan ubarampe labuhan, yaitu yang utama berupa seperangkat pakaian yang pernah digunakan Sultan, kemudian seperangkat pakaian untuk laki-laki dan perempuan, potongan kuku dan potongan rambut Sultan, dan tak ketinggalan adalah layon sekar. Ubarampe-ubarampe tersebut dibawa dari Kawedanan Hageng Punakawan Widya Budaya menuju ke Bangsal Manis untuk selanjutnya diteliti kembali kelengkapannya. Apabila semuanya telah lengkap, ubarampe kemudian diinapkan di Gedhong Prabayeksa.
Baca Juga:Bela Kalista Iskandar, Najwa Shihab Singgung saat Bamsoet Dilantik jadi Ketua DPRSaat Finalis Puteri Indonesia asal Sumatera Barat ini Tidak Hafal Pancasila
- Sugengan
Sugengan menjadi hari puncak dari perayaan Tingalan Jumenengan Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono, yaitu tepat pada hari ke-3 prosesi, atau jika untuk Sri Sultan HB X waktu tepatnya adalah tanggal 29 Rejeb.
Pada prosesi Sugengan ini ada kenduri atau slametan yang diselanggarakan di Bangsal Kencana, di mana prosesi ini juga dihadiri oleh para abdi dalem kaji yang terdiri atas para ulama dan santri, dan kemudian bertugas untuk mendoakan Sri Sultan.
Terdapat tiga doa utama yang dipanjatkan pada prosesi Sugengan;
- Doa untuk memohon keselamatan dan panjang umur bagi Ngarsa Dalem Sri Sultan sebagai raja yang bertahta.
- Doa untuk memohon keselamatan dan kesejahteraan bagi keluarga Sultan sebagai pimpinan ataupun raja.
- Doa untuk memohon keselamatan dan kesejahteraan bagi masyarakat Ngayogyakarta Hadiningrat
Dalam acara adat Sugengan ini suasana yang dibangun cenderung dilaksanakan secara khidmat, sehingga kesannya memang tak meriah. Hanya saja, ada beberapa rangkaian lain yang tetap menjadi puncak acara yang dapat diikuti, baik bagi undangan pun masyarakat umum.