Ini mungkin terdengar keterlaluan, dan pakar pertahanan AS sering mengkritik peran China dalam operasi PBB.
Tapi jelas bahwa pengumpulan intelijen tidak berjalan satu arah. Jika pasukan China di Mali memata-matai rekan-rekan Eropa mereka, bisa dikatakan bahwa Eropa juga mengawasi China.
Dan jika misi luar negeri untuk PBB di New York terkadang tidak sesuai seperti apa kelihatannya mereka, mereka juga menjadi sasaran yang sangat mudah bagi agen Amerika. Pada tahun 2010, dokumen yang bocor mengungkapkan bahwa mata-mata AS mencari “nomor kartu kredit, alamat email, nomor telepon, faks dan pager, dan bahkan nomor akun penerbangan” para pejabat PBB, serta “informasi biografi dan biometrik perwakilan permanen Dewan Keamanan PBB.” Perburuan ini bahkan mencakup upaya untuk mendapatkan sampel DNA mantan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon.
Baca Juga:Celeng PolitikDiduga Gajah Birahi Penyebab Tewasnya Anggota Babinsa
Organisasi internasional, secara singkat, adalah surga bagi mata-mata. Walau sulit untuk melihat bagaimana nomor faks anggota senior PBB atau air liur Ban Ki-moon dapat memiliki nilai intelijen, namun dapat dikatakan bahwa badan multilateral tersebut sebenarnya mengurangi ketegangan internasional dengan menciptakan ruang aman untuk saling memata-matai.
Melakukan mata-mata dan diplomasi multilateral memiliki tujuan yang sama, Richard Gowan memaparkan. Keduanya melibatkan negara-negara yang mencoba mengetahui sebanyak mungkin tentang kemampuan dan niat negara lainnya.
Organisasi seperti PBB dan Uni Afrika memfasilitasi hal ini setiap hari, dengan bertindak sebagai organisasi yang mengumpulkan dan mendistribusikan informasi, terkait data tentang hal-hal seperti migrasi, pembangunan, dan kesehatan.
Badan-badan intelijen memainkan peran yang sama pada tingkat yang lebih dalam. Mereka mengumpulkan informasi tentang pasukan, senjata, dan rencana negara-negara lain. Walau para mata-mata dan pejabat PBB mengikuti kode moral yang tampak berbeda, mereka memiliki keinginan yang sama untuk menghapuskan penghalang informasi antar-negara.
Perbedaan yang jelas adalah, bahwa walau pejabat multilateral umumnya mengumpulkan dan memperdagangkan informasi mereka secara terbuka, namun mata-mata melakukannya secara diam-diam.
Para mata-mata tetap bisa membuat diplomasi lebih jujur. Ketika para duta besar berinteraksi di PBB atau Uni Afrika, mereka harus menganggap bahwa banyak negara-negara yang mengawasi gerakan mereka dan membaca pesan mereka.