Semua ini persoalan mudah, tetapi yang menjadi sulit karena bekerja secara rutinitas, tidak merespons dan tidak memiliki feeling bahwa sekarang keadaan sulit.
“Sudah supply-nya sulit, masuk di sini malah dipersulit. Yang saya lihat pertumbuhan yang namanya makanan dan minuman (mamin) itu naik, mestinya kapasitas ini naik dong. Kapasitas supply bahan bakunya. Hitung-hitungannya setiap tahun kita punya toh. Berapa sih kebutuhan garam industri, berapa sih kebutuhan gula industri, ada semuanya,” jelasnya.
Sekali lagi, Jokowi kembali mengingatkan hati-hati mengenai ini, jangan sampai dalam situasi demand, supply, dan produksi yang terdisrupsi, malah tidak merespons serta masih menganggap biasa-biasa saja.
Baca Juga:Corona, Duel Persebaya VS Persija DitundaPerusahaan Tidak Semakin Terbebani, Sri Mulyani Indrawati Berencana Tunda Pungutan PPh Karyawan
“Yang saya sering marah pada Menteri maupun Dirjen gara-gara hal seperti ini. Tidak hanya di Kementerian Perdagangan, karena ini urusannya juga hanya bukan urusan Menteri Perdagangan,” urai Jokowi.
Pasalnya, mengurus dokumen-dokumen saja, menurut Jokowi, sulit. Misalnya, industri hortikultura urusan anggur, mengurus dokumen saja sangat sulit sekali, juga komoditas-komoditas yang lain, perlu rekomendasi dari sana sini.
“Ini sudah harus hilang sekarang, sudah dalam situasi kayak gini,” tegasnya. (rmco)