BANDUNG-Kepala Bidang Penyelenggara Haji dan Umrah, Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Barat, Azam Mustajam mengatakan pihaknya masih mencari informasi 90 jemaah umrah yang berasal dari travel umrah yang berdomisili di Jawa Barat yang belum diketahui keberadaannya.
“Sekarang ini dalam tanda petik, apakah sudah ada di Arab Saudi, atau transit di negara lain. Belum tahu,” kata Azam di Bandung, Selasa, 3 Maret 2020.
Azam mengatakan, informasi 90 jemaah umrah yang tidak terlacak itu bersumber dari data Sistem Komputerisasi Pengelolaan Terpadu Umrah dan Haji Khusus atau Siskopatuh. Sistem itu yang mencatat informasi jemaah umrah dan haji milik Kementerian Agama.
Baca Juga:Polisi Akan Tindak Tegas Penimbun Masker di JabarGemar Membaca lewat Kolecer dan Candil, Warga Jabar Bisa Asah Pola Pikir dan Daya Ingat
“Pada saat pelarangan Umrah, ditutup oleh Kerajaan Arab Saudi, per tanggal 27 Februari, ada jemaah yang sudah terlanjur berangkat. Itu sebanyak 90 orang,” kata Azam.
Menurut Azam, keberadaan puluhan orang itu hingga saat ini belum diketahui keberadaannya. “Kita terus berkoordinasi dengan pihak travel,” kata dia.
Azam mengatakan, puluhan orang jemaah Umrah tersebut tercatat diberangkatkan oleh travel umrah yang berdomisili di Jawa Barat. Seluruhnya berangkat dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta. “Warganya belum tentu Jawa Barat semua, karena (jemaah yang berangkat dari) travel itu tidak berdasarkan domisili, bisa dari mana saja,” ujarnya.
Pada hari diumumkannya penghentian sementara umrah oleh Arab Saudi pada Kamis, 27 Februari lalu, kata Azam, sebagian besar jemaah umrah batal berangkat. “Yang berangkat itu 790 orang, yang 90 terlanjur sudah berangkat. Yang 700 kembali,” kata dia.
Soal nasib jemaah ini dilaporkan oleh Azam di tengah Rapat Koordinasi Pencegahan dan Penganan COVID-19 yang dipimpin langsung oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, di Gedung Sate, Bandung, Selasa, 3 Maret 2020.
“Ini sudah kita monitor. Apakah yang terbang ini sudah sampai ke tanah suci, karena pemerintah Arab Saudi, ada yang mengizinkan, ada yang tidak . Mereka ini sudah terbang di udara. Tapi yang belum terbang, tidak boleh (berangkat),” kata Ridwan Kamil. (*)