Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, empat hari setelah banjir besar pada 1 Januari, mengklaim bahwa Pemerintah Provinsi sekarang lebih siap menghadapi banjir. Sebab, semua perangkat dan aparat sudah disiagakan yang, menurutnya, terbukti efektif ketika bencana Tahun Baru itu.
Di awal Februari, ketika BMKG sudah lebih sering memperingatkan akan potensi cuaca ekstrem kala puncak musim hujan, Anies mengklaim semua pompa stationer untuk menyedot air banjir sudah disiagakan di ratusan lokasi rawan. “Ke depan kita selalu siaga,” katanya kala itu, “semua petugas bersiap dan kita berharap seluruh masyarakat mengantisipasi karena curah hujan ekstrem.”
Hujan dan Drainase Buruk
Namun, kesiapsiagaan sang Gubernur dan aparaturnya itu sesungguhnya langkah-langkah darurat ketika bencana terjadi. Anies seolah pasrah pada kondisi Jakarta yang terletak di daerah pesisir dan dilewati sungai-sungai yang berhulu di wilayah-wilayah sekitarnya, seperti Bogor. Andai Jakarta tak hujan lebat, kalau hujan di Bogor dan Depok menggila, Ibu Kota tentu kebanjiran juga.
Baca Juga:Gara-gara Banjir, Warga Rusak Mall di JakartaGedung DPR Bukan Terbakar, Ini Kata Sekjen DPR
BMKG memang telah memperingatkan potensi hujan lebat dan sangat lebat di wilayah Jakarta dan sekitarnya pada 22-24 Februari. Tetapi, pada Senin malam dan Selasa dini hari, hujan di Depok dan Bogor sebenarnya terkategori sedang. Ketinggian air Kali Ciliwung (berhulu di dataran tinggi perbatasan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur), berdasarkan pengamatan di pos pantau Jembatan Panus Depok pada Selasa, 25 Februari, relatif aman karena 150 sentimeter atau status Siaga IV.
Menurut petugas pos pantau di Jembatan Panus Depok, ketinggian air itu sebenarnya tidak menyebabkan banjir di Jakarta. Banjir yang melanda wilayah Jakarta, dia memperkirakan, bukan akibat banjir kiriman dari Bogor atau Depok, melainkan hujan lokal tetapi lebat di Jakarta.
Anies mengamini kenyataan itu setelah dia memantau langsung kondisi Pintu Air Manggarai di Jakarta. Dia tak melihat banyak sampah di sana, yang berarti air dari Bogor atau Depok tak signifikan menyebabkan banjir di Jakarta. Dia menyimpulkan, banjir di Jakarta kali ini lebih banyak akibat hujan lebat di Ibu Kota. “Jumlahnya memang cukup besar, karena itu sampai Siaga 1,” katanya.