CIREBON – Warga Blok Puhun, Desa Sindanglaut, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon, geger dengan penemuan mayat gantung diri di areal kebun mangga, Rabu (12/2) sekitar pukul 06.00 WIB. Belakangan diketahui korban bernama Aris Maryanto bin Sukarna (20) warga Desa Cipeujeuh Wetan, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon.
Sebelumnya, penemuan mayat yang mengenakan kaus pendek warna merah bata bertuliskan Over Game dan jins warna hijau itu tanpa identitas. Selain itu, ditemukan tambang mengikat kepala dan mengenai mulut korban. Informasi penemuan mayat tanpa identitas pun sempat beredar di jejaring Whatsapp.
Bermula korban ditemukan tergantung di pohon mangga oleh Opan Sopani (47) dan Nasihun (40) warga Blok Puhun Desa Sindanglaut, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon. Setelah penemuan tersebut, saksi melaporkan ke Polsek Lemahabang.
Baca Juga:Jadi ASN Hanya Angan-anganCommand Centre Terintegrasi Memudahkan Pelayanan Informasi
Setelah polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), identitas korban pun diketahui. Orang tua korban, Sukarna, yang merupakan warga Desa Cipeujeuh Wetan, Kecamatan Lemahabang, mengakui bahwa mayat adalah anaknya.
Kapolsek Lemahabang Kompol Sunarko mengatakan, korban pernah memiliki riwayat gangguan jiwa. Tiga hari sebelum kejadian, korban sempat mendapat penanganan medis bagian kejiwaan di RSU Plumbon.
Selain itu, korban langsung dibawa ke RSD Gunung Jati setelah anggotanya melakukan olah TKP. Berdasarkan keterangan pihak medis RSD Gunung Jati, tidak ditemukan tanda kekerasan lain, keculai akibat gantung diri.
Korban ditemukan dengan kondisi lidah menjulur. Kemudian bekas jeratan tambang di bagian leher dan pipi ke arah mulut diduga karena simpul tali tersebut terlalu longgar. Selain itu ditemukan air mani di celana dari alat kelamin korban.
“Sehingga kami pastikan korban gantung diri. Orang tua korban juga mengakui anaknya punya riwayat gangguan jiwa sebelum kejadian,” kata Sunarko saat dikonfirmasi radarcirebon.com.
Orang tua korban juga menolak anaknya dioutopsi. Keluarga korban menerima musibah yang menimpa anaknya. (hsn)