CIREBON — Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) menargetkan 3.000 hafidz dan hafidzah dalam program Satu Desa Satu Hafidz (Sadesha) pada 2020. Pada 2019, Pemda Provinsi Jabar sudah melepas 1.500 hafidz dan hafidzah yang diutus ke 1.500 desa di 27 kabupaten/kota se-Jabar.
Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum optimistis target tersebut dapat tercapai. Sebab, kata dia, pelaksanaan program Sadesha tahun ini bakal lebih baik dari sisi teknis, koordinasi, dan anggaran.
“Kalau tahun kemarin 1.500 hafidz, maka tahun 2020 kita targetkan bisa 3.000 hafidz, saya kira tahun ini pelaksanaannya akan jauh lebih baik,” kata Uu usai menghadiri Silahturahmi dan Deklarasi Jam’iyyah Mudarasatil Quran Lil Hafidzat (JMQH) se-Jabar dan DKI Jakarta di Masjid At Taqwa, Kota Cirebon, Minggu (9/2/20).
Baca Juga:Pasukan Keamanan Tewas Saat Hentikan Amukan Seorang Tentara Thailand di Pusat PerbelanjaanWakil Ketua MPR Lestari Moerdijat: Indonesia Berpotensi Pecah Seperti Uni Soviet
Uu mengatakan, Pemda Provinsi Jabar telah mengevaluasi pelaksanaan program Sadesha pada 2019. Hasil dari evaluasi itu akan menjadi bahan perbaikan agar program Sadesha pada 2020 berjalan lebih baik.
“Anggarannya pun tahun kemarin belum maksimal, tetapi di anggaran Sadesha tahun ini dan tahun berikutnya bisa tambah minimal dua kali lipat, nanti kan bisa dianggarkan lagi di perubahan kalau memang dibutuhkan,” kata Uu.
Program Sadesha juga sejalan dengan visi pemerintah pusat untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).Sementara dalam visi Pemda Provinsi Jabar, program Sadesha bersama tujuh program keumatan lainnya berupaya untuk menciptakan Jabar Juara Lahir dan Batin.
“Kami ingin meningkatkan ukhrawi masyarakat Jabar, banyak program keagamaan yang sedang kami jalankan salah satunya Sadesha di mana targetnya seluruh desa bisa tercapai dalam lima tahun kepemimpinan kami,” ucap Uu. (rls)