Dengan melakukan unjuk kekuatan militernya di Idlib, Erdogan mungkin mencari pengaruh baru dalam perundingannya dengan Rusia, yang telah memposisikan dirinya sebagai pihak yang paling berpengaruh di Idlib. Bulan lalu, Presiden Vladimir Putin mengunjungi Assad di Damaskus dan kemudian terbang untuk menemui Erdogan di Istanbul.
Menurut penjelasan Aron Lund, walaupun Putin tidak suka kaum Islamis yang didukung Turki mengendalikan sebagian besar Idlib dan tampak menoleransi taktik Assad yang mengerikan, kepentingannya sebenarnya terpecah, karena Rusia sangat berinvestasi dalam hubungannya dengan Erdogan.
Sebagai mitra dagang dan energi utama, yang memiliki pengaruh yang bertahan lama di sepanjang perbatasan selatan Rusia, serta peran politik di NATO, Turki memegang kepentingan strategis yang sangat besar bagi Kremlin. Sekarang, setelah Ankara menyerang Suriah Putin, apakah Moskow akan membalasnya atau mencari kompromi?
Baca Juga:Pasca Insiden Pembakaran Sepatu Oleh Oknum Guru, Rian Kini Bisa Tertawa KembaliPesawat Pegasus Airline Jenis Boeing 737-86J Ini Terbelah, 3 Tewas di Turki
Jawabannya mungkin tergantung pada seberapa ambisius agenda Erdogan sebenarnya. Jika Ankara hanya berusaha untuk mencegah serangan terhadap tentara Turki di Idlib, Rusia mungkin akan mengeluarkan beberapa kritik. Namun, Moskow mungkin akan lebih sulit untuk membuat keputusan jika Turki mencoba menghalangi upaya pengambilalihan M5 Assad.
Sejauh ini, reaksi Rusia terhadap eskalasi Turki belum terlihat. Pejabat militer Rusia sejauh ini masih menyangkal klaim Erdogan yang menyebutkan ia telah mengerahkan jet F-16 untuk melawan tentara Suriah.
Pada akhirnya, seperti yang ditekankan oleh Aron Lund, baik Erdogan maupun Putin tidak ingin membiarkan Idlib merusak hubungan mereka, meskipun keduanya mengakui bahwa kepentingan mereka di Suriah tidak selaras. (*)