Pekan lalu, pasukan pro-rezim merebut kembali kota Maarrat al-Numan, yang terletak di M5. Mereka sekarang bergerak menuju titik-titik penting lainnya untuk mengambil alih jalan raya itu sepenuhnya, termasuk kota Saraqeb dan distrik Khan al-Assal, di sebelah barat Aleppo.
Meski sumber-sumber oposisi menyebut serangan Assad sebagai serangan terhadap warga sipil, pemerintah Suriah mengatakan pihaknya tengah memerangi jihadis garis keras.
Menurut Aron Lund, peneliti Suriah dari Century Foundation, dalam tulisannya di World Politics Review, ada kebenaran dalam penggambaran ini. PBB memperkirakan ada sekitar tiga juta warga sipil yang mungkin terperangkap di wilayah yang diperintah Tahrir al-Sham. Setengahnya diperkirakan telah kehilangan rumah mereka selama perang, dan banyak dari mereka tinggal di tenda-tenda kamp di sepanjang musim dingin ini.
Baca Juga:Pasca Insiden Pembakaran Sepatu Oleh Oknum Guru, Rian Kini Bisa Tertawa KembaliPesawat Pegasus Airline Jenis Boeing 737-86J Ini Terbelah, 3 Tewas di Turki
Menurut PBB, hampir 400 ribu orang telah mengungsi di Idlib sejak awal Desember. Kelompok-kelompok kemanusiaan telah melaporkan kondisi yang memprihatinkan, dengan angkatan udara Suriah dan Rusia berulang kali mengebom klinik medis, sekolah, dan target sipil lainnya.
PBB menuduh Suriah dan Rusia secara sengaja memaksa warga sipil mengungsi dari daerah-daerah yang dikuasai Tahrir al-Sham sebagai taktik penekanan terhadap kelompok militan. Damaskus dan Moskow membantah tuduhan itu, tetapi penyelidikan PBB terus berlangsung.
Meskipun Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah menuntut “penghentian permusuhan segera,” permohonan para pejabat PBB sejauh ini tidak membuat banyak perbedaan. Damaskus tampaknya bertekad untuk merebut kembali M5 dengan segala cara dan mengabaikan kritik tentang korban sipil. Pertanyaannya adalah apakah unjuk kekuatan Turki yang tiba-tiba akan mengubah kalkulus Assad, atau sekutu Rusia-nya.
Dilansir dari World Politics Review, Ankara telah menekankan pentingnya perlindungan terhadap personelnya di Suriah.
“Jika Rusia tidak dapat mencegah rezim Assad untuk menargetkan kami, kami tidak akan ragu untuk mengambil tindakan terhadap ancaman apa pun, seperti yang kami lakukan hari ini di Idlib,” kata Juru Bicara Kepresidenan Turki Fahrettin Altun minggu ini.
Namun pasukan Turki, yang melakukan intervensi di Idlib pada 2017, juga dilaporkan memposisikan diri untuk menghalangi kemajuan pasukan loyalis Suriah di sekitar Saraqeb. Ankara tampaknya khawatir pasukan Assad akan menyerbu daerah kantong yang dikuasai oposisi dan mengirim para pengungsi menuju perbatasan Turki. Saat ini ada sekitar 3,5 juta warga Suriah di Turki, dan ini adalah masalah yang tidak bisa dikompromikan oleh Erdogan.