“Kami mengetahui ada 428 warga AS di dalam kapal pesiar Diamond Princess,” demikian pernyataan Kedutaan Besar (Kedubes) AS di Tokyo, seperti dilansir CNN, Rabu (5/2).
Namun pihak Kedubes AS tidak menyebutkan detail apakah warganya termasuk dari 10 orang penumpang yang baru saja dinyatakan positif terpapar virus itu. Pihak Kedubes AS hanya menyampaikan akan tetap memantau secara saksama situasi para warganya di kapal.
Peristiwa bermula pada Senin (3/2) waktu setempat ketika seorang penumpang kapal itu yang berusia 80 tahun turun di Hong Kong pada 25 Januari lalu dan dinyatakan positif terinfeksi virus corona. Riwayat perjalanan kakek itu menunjukkan dia sempat berkunjung ke wilayah China daratan selama beberapa jam pada 10 Januari lalu.
Baca Juga:Ilmuan Inggris Ciptakan Terobosan dalam Persaingan Menemukan Vaksin Virus CoronaUPDATE: Korban Tewas Bertambah 549 Orang Akibat Virus Corona di China
Selama di China, kakek itu tidak mendatangi pusat kesehatan atau pasar makanan laut. Yang menyebabkan dia diyakini tertular virus corona dari orang lain. Dari China, kakek itu terbang ke Tokyo, Jepang pada 17 Januari dan mulai batuk-batuk pada 19 Januari. Namun, dia tetap naik kapal pesiar Diamond Princess di Yokohama pada 20 Januari lalu.
Kakek itu turun di Hong Kong pada 25 Januari dan baru berobat ke dokter pada 30 Januari. Setelah itu, si kakek dinyatakan positif virus corona dan hingga kini masih menjalani perawatan medis. Kondisinya dilaporkan stabil. Setelahnya otoritas Jepang pun melakukan karantina terhadap sedikitnya 3.711 orang di dalam sebuah kapal pesiar tersebut.
Para petugas itu masuk ke dalam kapal pesiar untuk memeriksa 2.666 penumpang dan 1.045 awak yang ada di dalamnya. Terbaru dari hasil pemeriksaan menunjukkan sedikitnya 10 orang di dalam sebuah kapal pesiar itu positif terinfeksi virus corona. Oleh karena itu, karantina massal terhadap lebih dari 3.700 orang yang ada di dalam kapal pesiar itu akan dilanjutkan dua pekan ke depan. (rmco/*)