Julinten Edan

Julinten Edan
Foto: Dahlan Iskan
0 Komentar

“Kenapa Anda lebih tidak takut?“

“Kebetulan tiga bulan lalu pelajaran kami tentang virus, bakteri, dan sejenis itu. Kami tahu virus itu seperti apa dan bagaimana kami harus bersikap.”

Julinten lantas menjelaskan semua itu. Penjelasannyi bagus sekali. Gaya bicaranyi menarik. Intonasi suaranyi bagus. Saya bayangkan kalau kelak jadi dokter Julinten termasuk yang pandai memberi penjelasan pada pasien di pedalaman Toraja.

Dia juga sudah tahu bahwa virus tersebut tidak akan hidup di suhu udara 35 derajat celsius. Julinten juga mampu merinci bagaimana serangan virus Wuhan itu ke alat pernapasan atas dan alat pernapasan bawah.

Yang disebut alat penafasan atas adalah hidung dan mulut.

Baca Juga:Evakuasi 245 WNI, Pesawat Air Bus A330-300 Telah Mendarat di WuhanPeneliti Indonesia: Ideologi Komunis China Tidak Mampu Tangani Penyebaran Virus Corona

“Yang alat penafasan bawah itu vagina dan dubur?” sela saya sok tahu.

“Hehehe…. Bukan pak,” jawabnyi lucu.

Saya memang awam soal virus. Saya juga terlalu terpengaruh bacaan. Saya memang baru membaca literatur tentang virus yang masuk ke orang lain lewat organ yang tidak dilapisi tisu sel. Ada lima bagian yang tidak dilapisi tisu: mulut, hidung, lubang telinga, subur dan vagina.

Dua kata yang terakhir itu masih melekat di otak saya. Maka saat disinggung soal atas dan bawah pikiran saya langsung bahwa yang bawah itu ya yang dua itu.

“Yang dimaksud alat penafasan bawah itu paru-paru, Pak,” katanyi.

“Maafkan, saya salah.”

Julinten pun menjelaskan bagaimana virus itu menyerang paru-paru. Juga bagaimana proses penularannya. Yang lewat percikan liur dari mulut atau sentuhan orang yang sudah terkena virus.

Maka isolasi adalah cara yang terbaik untuk tidak tertular.

“Anda kan tidak keluar asrama. Tolong ceritakan kegiatan sehari penuh Anda.”

“Setelah minum air putih dan makan buah, nonton video, baca buku, main game. Makan siang. Lalu tidur. Lalu baca-baca. Mengunjungi teman-teman di kamar lain. Ngobrol. Olahraga ringan. Nonton video. Tidur.”

“Nonton video di mana. Kan di asrama tidak boleh ada TV?”

“Nonton video di ponsel,” katanyi.

“Berapa suhu udara di Xianning sekarang (jam 7 tadi malam)?”

Julinten minta waktu sebentar. Dia mengecek suhu udara di ponselnyi.

0 Komentar