JAKARTA-Sunda Empire berhasil menggaet anggota sekitar 1.000 orang. Demikian diungkap Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Barat, Kombes Pol Hendra Suhartiyono mengatakan bahwa kelompok Sunda Empire memiliki anggota dengan jumlah sekitar 1.000 orang.
“Jumlah anggotanya secara pasti kita belum tahu, mungkin kurang lebih sekitar 1.000 anggota, sampai saat ini penyidik masih dalam pemeriksaan,” kata Hendra saat penetapan status Tersangka kasus Sunda Empire di Polda Jawa Barat, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, Selasa (28/1/2020) malam.
Kini, ketiga pimpinannya kini ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Jawa Barat.
Baca Juga:UPDATE: 170 Orang Meninggal, 7.711 Kasus Positif Terpapar Virus CoronaMisteri Jatuhnya Pesawat Angkatan Udara AS E-11 dengan Korban Tewas Kepala Operasi CIA Urusan Iran
Diketahui, video tentang Sunda Empire sempat beredar di salah satu kanal YouTube yang diunggah oleh akun bernama Alliance Press International.
Sejumlah konten mengenai Sunda Empire itu menyebar ke masyarakat melalui media sosial. Salah satu video yang tersebar, berisi tentang sejumlah orang yang mengenakan atribut seperti militer lengkap dengan topi baret. Salah satu dari mereka ada yang berorasi tentang masa pemerintahan negara-negara yang akan berakhir pada 2020.
Namun, dari hasil penelusuran beritaradar.com, keberadaan Sunda Empire dengan menggunakan seragam-seragam serupa seragam militer lengkap dengan atributnya, yang tidak jelas asal-usulnya ternyata nyaris mirip dengan apa yang dilakukan Princess Edwige Vincent de bourbon Pahlavi.
https://www.youtube.com/watch?v=gZW34sayqNM
Dalam jejak digital, ia menjabat sebagai Co President EIT, president Bank Dunia United Nations World Human Facility (UNWHF). Bahkan, lembaga yang dipimpin Princess Edwige Vincent de bourbon Pahlavi diduga mempengaruhi sebuah lembaga yang menamakan diri sebagai Dewan Pemersatu Kesultanan Kerajaan Nusantara Republik Indonesia dengan memberikan dokumen pengakuan kerajaan.
Keberadaan Dewan Pemersatu Kesultanan Kerajaan Nusantara Republik Indonesia memang perlu dikonfirmasi. Dalam laman Nusantara Berjuang terungkap nama Sultan Agung Dewan Pemersatu Kesultanan Kerajaan Nusantara Republik Indonesia. Ia mengusulkan otonomi khusus kerajaannya.
Diketahui, diduga Princess Edwige Vincent de bourbon Pahlavi beralamat di Brussels dan Paris. Ia mendirikan UNWHF (United Nations World Human Facility), CDI (Corps Diplomatique International), UNWHF Blue Berets, IMU (International Money Unit) dan World Bank UNWHF. Tentu saja diduga keberadaan lembaga-lembaga tersebut adalah fiktif. Paling banyak pengikutnya di Indonesia dan Malaysia. Seminar UNWHF sudah dilakukan di puluhan kota di Indonesia sejak pertengahan 2000an.