BEIJING-Industri senjata China yang buram telah menjadikan negara Asia tersebut sebagai produsen amunisi terbesar kedua di dunia. Ini jadi pergeseran yang jelas dari satu dekade lalu kala China mengandalkan impor, menurut para peneliti dalam laporan baru pada Senin (27/1).
Laporan oleh Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) menunjukkan, produksi senjata China (yang sebelumnya telah diselimuti misteri karena kurangnya transparansi) telah tumbuh seiring tiga dari 10 perusahaan senjata terbesar di dunia adalah milik China.
https://twitter.com/SIPRIorg/status/1221685537733533696?s=20
“Kita dapat dengan yakin mengatakan, China adalah produsen senjata terbesar kedua di dunia, di belakang AS dan di depan Rusia,” Nan Tian, penulis laporan itu, mengatakan kepada AFP.
Baca Juga:Ronny F. Sompie: Yang Benar Saya Dimutasi Bukan Dicopot, Istilah Pencopotan Sama Dengan Pembunuhan KarakterTim Penyidik KPK Cecar Cak Imin Soal Dugaan Aliran Uang dari Terpidana Suap Proyek Kempupera
Namun, laporan itu mencatat kurangnya transparansi masih menjadi “peringatan penting” ketika mempelajari industri senjata China.
Sebagian besar dari amunisi China yang diperkirakan bernilai US$70-US$80 miliar, dijual setiap tahun dan dibeli oleh cabang-cabang Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China yang berbeda.
Ini masih merupakan perubahan dramatis selama 10 tahun terakhir, karena China di masa lalu adalah importir besar senjata dari Rusia dan Ukraina.
“Mereka tidak perlu lagi bergantung pada negara lain untuk senjata mereka,” lanjut Tian kepada AFP.
Perusahaan-perusahaan senjata China juga jauh lebih terspesialisasi daripada rekan-rekan internasional mereka.
Aviation Industry Corporation of China (AVIC), perusahaan persenjataan terbesar di negara itu, misalnya, sebagian besar memproduksi pesawat terbang dan avionik, sementara sebagian besar produsen non-China mencakup berbagai produk militer.
Para peneliti SIPRI sebelumnya telah berjuang untuk mendapatkan data yang dapat diandalkan tentang ukuran industri persenjataan China, karena para produsen semuanya adalah badan usaha milik negara.
“Semuanya terkunci di bawah istilah keamanan nasional,” tutur Tian.
Baca Juga:Sebut Virus Corona Menyebar Sejak Oktober, Peneliti Amerika Serikat: Pemicunya Bukan dari Pasar Hewan WuhanPrabowo Subianto Bertemu Sergei Shoigu, Indonesia-Rusia Sepakat Tingkatkan Pertahanan dan Teknik Militer
Dalam laporan tersebut, para peneliti telah memeriksa empat perusahaan China tertentu, yang semuanya berada pada peringkat 20 besar dunia, dan mengatakan bahwa dengan peningkatan data yang tersedia pada perusahaan-perusahaan ini, “sekarang ada kemungkinan untuk mengembangkan perkiraan yang cukup andal mengenai skala industri senjata China.”