WUHAN-Mahasiswa Indonesia yang tinggal di Wuhan, Tiongkok, menyebut beberapa pemberitaan media di tanah air justru membuat psikologis mereka makin tertekan. Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia Tiongkok (PPIT) Wuhan, Nur Musyafak, mengatakan, sejumlah media di Indonesia terlalu mendramatisir pemberitaan soal penyebaran virus Corona di Wuhan.Kata Nur, itu menyebabkan para orang tua mahasiswa makin cemas dan terus menelepon anaknya untuk segera meninggalkan Wuhan.“Mewakili teman-teman yang ada di Wuhan, terutama kepada media untuk tidak menulis keadaan Wuhan dengan menggambarkannya itu cukup parah. Saya harap tidak seperti itu. Karena ini berdampak pada psikologis teman-teman yang ada di Wuhan, dan juga keluarga teman-teman yang di Wuhan yang ada di tanah air itu juga ada dampaknya ke sana,” kata Nur melalui sambungan telepon, Senin (27/1/2020).“Jadi ini tekanan psikologis ke teman-teman juga ada, terus dari orang tua teman-teman juga banyak yang telepon (karena) khawatir kan. Itu yang membuat rasa kekhawatiran teman-teman itu meningkat,” kata dia lagi.Ketua PPIT Wuhan, Nur Musyafak, menyebut kondisi di Wuhan masih cukup aman untuk ditinggali. Sejumlah 98 mahasiswa Indonesia yang ada di sana terus menjalin komunikasi dengan KBRI di Beijing. KBRI juga terus memasok logistik para mahasiswa.Nur menambahkan, kehidupan di sana masih berjalan normal, hanya saja moda transportasi sudah tidak beroperasi. Otoritas setempat juga terus mengedukasi penduduk Wuhan soal penyebaran virus ini dan juga mengimbau untuk menggunakan masker.“Keadaan di Wuhan, kalau dibilang mencekam tidak sih. Soalnya masih ada kehidupan, supermarket masih buka, cuman transportasi saja sementara ditutup. Jadi kalau mau keluar itu harus pakai mobil pribadi,” tambahnya.Saat ini, KBRI di Beijing dan pemerintah daerah Wuhan tengah mengupayakan agar 98 mahasiswa di sana segera meninggalkan kota itu.
Penyebaran Virus
Virus corona yang pertama kali dilaporkan muncul di Kota Wuhan, China, pada Desember 2019, kini sudah masuk ke wilayah Amerika Serikat (AS).
“Seorang pelancong asal China yang berada di Kota Seattle, AS, terdiagnosis virus Corona,” kata juru bicara Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, seperti dikutip Antara dari Reuters, Selasa (21/1/2020).