JAKARTA-Pemerintah China berupaya memberikan penanganan terbaik bagi para penderita virus mematikan, 2019-nCoV atau virus corona.
Melalui pernyataan tertulisnya, Kepala Humas Kedutaan Besar China untuk Indonesia, Huang Hui, meyakini pemerintah China mampu mengatasi wabah tersebut.
Hui juga menyayangkan pernyataan mantan intelijen Israel, Dany Shoham, yang menuding virus corona adalah senjata biologi yang bocor dari laboratorium di Wuhan.
Baca Juga:Risiko Tinggi Skala Global, WHO Sebut 2.014 Orang Positif Terjangkit Virus CoronaSeorang Wisatawan asal Hong Kong di Raja Ampat Diduga Terinfeksi Virus Corona
“Saya pribadi merasa sangat marah dengan laporan Washington Times. Orang-orang China menderita Coronavirus, pemerintah Cina melakukan yang terbaik untuk memberantasnya, dengan dukungan banyak negara sahabat internasional,” ujar Hui.
Hui kesal dan menuding mantan intelijen itu bicara tanpa fakta.
“Penulis laporan dan yang disebut mantan pakar intelijen itu tidak menunjukkan fakta dan ketidakpedulian terhadap bencana ini, hanya berargumen dengan prasangkanya. Sayang sekali,” keluh Hui.
Wuhan memiliki dua laboratorium yang terhubung dengan program bio-warfare. Mantan intelijen Israel, Dany Shoham, mengatakan ia telah mempelajari perang bio Cina, dan menyebut bahwa institut ini terkait dengan program senjata biologi rahasia Beijing.
“Laboratorium tertentu di institut ini mungkin telah terlibat, dalam hal penelitian dan pengembangan, [senjata biologis] Cina, setidaknya sebagai fasilitas utama penyelarasan senjata biologi Cina,” ujar Shoham mengutip The Washington Times, Sabtu(25/1).
Shoham menyebut, pengerjaan senjata biologis dilakukan sebagai bagian dari penelitian sipil-militer ganda dan sangat rahasia.
Shoham adalah seorang doktor dalam bidang mikrobiologi medis. Dia adalah analis senior intelijen militer Israel untuk perang biologi dan kimia di Timur Tengah dan di seluruh dunia, dengan pangkat letnan kolonel. (rmol)