JAKARTA-Seorang pakar biologi Israel menduga wabah virus corona mematikan yang menyebar secara global akibat bocornya senjata biologis Cina. Kebocoran itu berasal dari laboratorium Wuhan yang terkait dengan program senjata biologi rahasia milik negeri komunis itu.
Laboratorium itu merupakan satu-satunya obyek yang dinilai mampu beroperasi mengembangbiakkan virus mematikan.
Dugaan ini disampaikan mantan perwira intelijen militer Israel, Dany Shoham, yang telah mempelajari senjata perang biologis Cina. Ia mengatakan bahwa Institut Biologi Wuhan ini terkait dengan senjata biologis rahasia milik Beijing.
Baca Juga:Kapolres Sukabumi Kota Ungkap Bentrokan Antara 2 Ormas Dipicu Soal SepelePolisi Tangkap 3 Pelaku Pemicu Bentrokan Antar Ormas di Perbatasan Sukabumi-Cianjur
“Laboratorium tertentu di institut ini mungkin telah terlibat, dalam hal penelitian dan pengembangan, [senjata biologis] Cina, setidaknya sebagai fasilitas utama penyelarasan senjata biologi Cina,” ujar Shoham mengutip The Washington Times, Sabtu(25/1).
“Pengerjaan senjata rahasia ini dilakukan sebagai bagian dari penelitian ganda sipil-militer dan pastinya sangat rahasia,” katanya lagi.
Shoham meraih gelar doktor dalam bidang mikrobiologi medis. Dari tahun 1970 hingga 1991 ia adalah analis senior intelijen militer Israel untuk perang biologi dan kimia di Timur Tengah dan di seluruh dunia, dengan pangkat terakhir letnan kolonel.
Cina di masa lalu telah membantah memiliki senjata biologis ofensif. Namun, Departemen Luar Negeri AS, dalam sebuah laporan tahun lalu, mengatakan mereka mencurigai Cina telah terlibat dalam pekerjaan perang biologis terselubung.
Pihak berwenang Cina sejauh ini mengatakan bahwa asal-usul coronavirus yang telah membunuh banyak orang dan menginfeksi ratusan di pusat Provinsi Hubei, tidak diketahui.
Gao Fu, Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok, mengatakan kepada media pemerintah pada hari Kamis dengan menyebutkan virus tersebut berasal dari hewan liar yang dijual di pasar makanan laut di Wuhan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut coronavirus dengan kode 2019-nCoV. Pada sebuah pertemuan di Jenewa, Kamis, organisasi tersebut belum menyatakan kondisi darurat.
Baca Juga:Kapal yang Ditumpangi Wartawan Istana Terbalik di Pulau Bidadari Labuan BajoPasca Muncul di ILC TVOne, Sosok Petinggi Sunda Empire Ini Akhirnya Terungkap
Wabah virus menyebabkan gejala seperti pneumonia dan mendorong Cina untuk mengerahkan pasukan militer ke Wuhan minggu ini dalam upaya untuk menghentikan penyebaran. Semua perjalanan keluar dari kota berpenduduk 11 juta orang dihentikan.
Shoham menambahkan “Pada prinsipnya, infiltrasi virus keluar mungkin terjadi baik sebagai kebocoran atau sebagai infeksi tanpa disadari dalam ruangan dari seseorang yang biasanya keluar dari fasilitas yang bersangkutan. Ini bisa merupakan kasus di Institut Virologi Wuhan, tetapi sejauh ini tidak ada bukti atau indikasi terkait kejadian tersebut. ”