Untuk virus DNA, dimana yang berperan adalah DNA polimerase, kesalahan yang sama juga terjadi. Tatapi kesalahan ini bisa diperbaiki, karena untuk replikasi DNA ada enzim exonuclease yang berfungsi sebagai “proof-reading ” atau “error correction “. Artinya, kalau ada sekuen yang disintesa tidak komplemen dengan template, enzim exonulease ini akan membuang sekuen terebut, dan baru kemudian proses sintesa jalan kembali.
Perbedaan inilah sebenarnya yang menyebabkan virus RNA, yang di dalamnya termasuk Coronavirus, bermutasi jauh lebih cepat daripada virus DNA.
Nah sejauh mana Coronavirus yang diduga sebagai penyebab SARS ini bermutasi Hasil analisa tim dari The Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Amerika Serikat, menunjukan bahwa gen protein dari protein-protein yang membentuk tubuh Coronavirus penyebab SARS jauh berbeda dengan Coronavirus yang diketahui selama ini, baik dibandingkan dengan virus yang menginfeksi manusia maupun binatang.
Baca Juga:Sup Kelelawar Diduga Pemicu Virus CoronaAtletico, Eibar dan Betis Jadi Korban Piala Raja
Berdasarkan antigennya Coronavirus dibagi atas tiga kelopmpok. Lebih terperinci lagi, hasil analisa gen dan asam amino pembentuk protein N, protein S, dan protein M menunjukan bahwa Coronavirus SARS terpisah dari ketiga kelompok ini. Artinya, Coronavirus yang menjadi penyebab SARS adalah jenis Coronavirus yang baru yang merupakan hasil dari mutasi. Dan virus ini diberi nama virus SARS. (NTR)
Sumber : Berita IPTEKPenulis : Dr. Andi Utama, Saff Peneliti Pusat Penelitian Bioteknologi-LIPI