WUHAN- Kota Wuhan, sebuah wilayah berpenduduk sebelas juta orang di Cina, untuk sementara waktu menutup transportasi publiknya. Upaya ini dilakukan guna menghindari penyebaran virus corona yang sedang mewabah di negara tirai bambu itu.
Dilansir BBC, masyarakat Wuhan, diimbau untuk tidak meninggalkan kota seminggu kedepan. Biasanya, jutaan orang Cina melakukan perjalanan di hari peringatan Tahun Baru Imlek untuk berlibur.
Tercatat, 830 kasus telah ditemukan dan menyebabkan sebanyak 25 orang meninggal di kota ini.
Baca Juga:Arab Saudi ‘Berencana Memata-matai Tunangan Jamal Khashoggi di Inggris’Gara-gara Cekcok Soal Ongkos Pria Ini Bunuh Driver Taksi Online
Hilyatu Millati Rusydiyah, seorang warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Wuhan berbagi cerita mengenai nasibnya di sana melalui akun Facebook pribadi.
Dia menurai bahwa penyebaran virus ini berawal dari pasar ikan segar Huanan, Distrik Jianghan, yang berada di dekat stasiun kereta api Hankou.
“Virus itu awalnya menginfeksi orang-orang yang pernah berinteraksi di pasar tersebut. Diduga berasal dari hewan liar yang diperdagangkan secara ilegal,” ujarnya.
Saat itu, sambu Hilyatu, nama virus belum diketahui dan disebut dengan unknown pneumonia. Dua minggung kemudian, nama virus ditemukan. Para ilmuwan mengkonfirmasi virus itu sebagai virus corona jenis baru dengan kode 2019-nCov.
Pada tanggal 23 Januari, Pemerintah Kota Wuhan memutuskan menghentikan semua jenis transportasi di kota Wuhan, baik darat, laut, maupun udara. Stasiun dan bandara ditutup, semua jadwal kereta dan penerbangan dibatalkan. Bus umum dan MRT tidak beroperasi. Tersisa kendaraan pribadi yang tampak jarang berlalu lalang.
“Kebijakan ini akan diikuti pula oleh kota-kota sekitar Wuhan seperti kota Huanggang dan Ezhou,” tegasnya.
Hingar bingar kemeriahan Imlek, lanjut Hilyatu, seolah tidak mau masuk ke Wuhan. Tidak ada suara kembang api. Deru suara mobil pun nyaris nihil.
Baca Juga:novel Corona Virus Diduga Menular dari Manusia ke ManusiaVirus Baru: Coronavirus dan Penyakit SARS
“Dan Wuhan berubah menjadi kota zombie, hilir mudik orang di luar rumah tak terlihat. Hanya sesekali terlihat dengan masker tebal yang menutup wajah,” sambungnya.
Di bawah apartemennya, terkadang muncul satu hingga dua orang keluar mobil kemudian masuk rumah. Tidak ada orang yang berani bersantai-santai seperti biasa dengan duduk di basement apartemen.
“Semua orang larut dalam ketakutan di dalam rumah,” terangnya.