JAKARTA-Otoritas intelijen Amerika Serikat mendesak mitranya di Inggris untuk mengawasi tunangan wartawan Jamal Khashoggi yang dibunuh di konsulat Arab Saudi di Turki tahun 2018 lalu. Dia adalah Hatice Cengiz.
Bukan tanpa alasan, desakkan itu dibuat setelah mereka mengatahui rencana Arab Saudi untuk mengawasi Cengiz di Inggris tahun lalu.
Begitu kabar yang dimuat The Guardian (Jumat, 24/1) merujuk pada sumber intelijen Barat. Sumber tersebut menyebut bahwa Amerika Serikat meyakini bahwa Arab Saudi memiliki ambisi serta niatan untuk memantau Cengiz di London pada bulan Mei tahun lalu, atau tujuh bulan setelah Khashoggi terbunuh di konsulat Saudi di Istanbul.
Baca Juga:Gara-gara Cekcok Soal Ongkos Pria Ini Bunuh Driver Taksi Onlinenovel Corona Virus Diduga Menular dari Manusia ke Manusia
Tidak jelas apakah pengawasan Cengiz yang dimaksud dilakukan melalui saluran elektronik atau pengawasan secara fisik. Tidak jelas juga apakah pengawasan itu berhasil dilakukan atau tidak.
Namun, ada dugaan bahwa pengawasan terhadap Cengiz akan mebuatnya menjadi “sasaran” baru. Terlebih Cengiz sangat lantang menyuarakan ketidakadilan yang dialami oleh tunangannya.
Kabar ini sekaligus membuat para aktivis hak asasi manusia semakin menyoroti dugaan Arab Saudi menggunakan pengawasan untuk memantau dan mengintimidasi para pembangkang dan pengkritik kerajaan di luar negeri.
“Arab Saudi berusaha menutup semua hal (Khashoggi), sehingga dapat dimengerti bahwa mereka akan mencoba memastikan bahwa suara dan advokasi Hatice (Cengiz) terbatas,” kata seorang aktivis Saudi dan fellow di Institut Massachusetts. Teknologi (MIT), Hala Aldosari.
“Segala macam perilaku melanggar hukum terus berlanjut, tidak ada yang berubah,” sambungnya, seperti dimuat The Guardian.
Para pejabat intelijen Amerika Serikat telah menyatakan bahwa pembunuhan itu diperintahkan oleh Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman. Namun Arab Saudi membantah sang pangeran terlibat secara pribadi atas kasus pembunuhan yang menyita perhatian dunia tersebut. (rmol/guardian)