KEBANYAKAN orang mungkin mengenal karya drama dan novel Maugham. Namun, tak banyak yang mengetahui bahwa sang penulis kondang pun bekerja sebagai mata-mata Inggris di Rusia pada 1917.
Seperti dikutip dari Was British spy Somerset Maugham sent to kill Lenin? ia membawa misi yang menakutkan dan yakin bahwa jika ia memiliki lebih banyak waktu, ia bisa mencegah kemenangan Bolshevik dalam Revolusi Rusia.
Penulis novel Theatre dan The Razor’s Edge Somerset Maugham adalah agen Badan Intelijen Rahasia Inggris selama Perang Dunia I. Ia dipercaya melakukan misi rahasia ke Rusia, yang tugasnya masih menjadi misteri hingga kini.
Baca Juga:Matakin Dukung Amendemen Terbatas UUD NRI 1945Cemas Virus Corona Menyebar, Jelang Imlek Kota Wuhan Diisolasi
Perjalanan ke Rusia pada 1917 bukanlah pengalaman pertama Maugham sebagai agen rahasia untuk Intelijen Inggris. Saat itu, ia sudah bekerja beberapa tahun untuk badan yang kemudian dikenal sebagai MI-6. Setelah misi pertamanya di Swiss pada 1915, ia ingin berhenti karena alasan pribadi — ia bercerai dan kekasih laki-lakinya dikirim keluar dari Inggris. Namun, menurut salah satu penulis biografinya, Maugham tertarik dengan kehidupan agen rahasia karena ia suka memanipulasi situasi demi meraih tujuan tertentu.
Meski demikian, ketika ia ditawari pergi ke Rusia, Maugham tak yakin. Seperti yang ia kenang kemudian, Maugham merasa tak cocok untuk tugas tersebut. Namun pada akhirnya, keinginan “untuk melihat tanah Tolstoy, Dostoyevsky, dan Chekov” mengalahkan keraguannya, dan ia menerima tawaran tersebut.
Berdasarkan informasi yang tersedia mengenai misi Rusianya, Maugham diberi tugas yang sangat menakutkan. Seperti yang ia katakan, ia seharusnya “merancang sebuah skema yang akan membuat Rusia tetap terlibat dalam perang dan mencegah kaum Bolshevik, yang didukung oleh Blok Sentral, merebut kekuasaan.” Pada saat itu, perang tersebut tak populer di Rusia, dan kaum Bolshevik menuntut perdamaian dengan segera, yang merupakan slogan utama dalam kampanye propaganda mereka.
Untuk menjalankan misi tersebut, Maugham dibayar sekitar 21 ribu pound sterling, yang saat ini setara dengan sekitar 408 juta rupiah. Ada pula sejumlah orang Ceko yang berperan sebagai penghubung. Ada harapan bahwa Maugham bisa memobilisasi dan mengandalkan ribuan tentara Cekoslowakia yang pada saat itu terjebak di Rusia. Pada tahun berikutnya, unit-unit tersebut menjadi salah satu kekuatan militer utama yang menantang rezim Soviet yang baru.