“Saya pikir niatnya baik, tetapi rinciannya benar-benar penting, dan laporan (yang disampaikan pada) publik masih belum menunjukkan bukti apa-apa yang kuat,” katanya.
Di lain pihak, Will Strafach mengatakan bahwa peretas canggih bisa menanam malware yang menghapus dirinya sendiri, setelah secara diam-diam mengirim data sensitif ke server kendalinya. “Dia bisa mengambil semua yang diinginkan dan menghapus dirinya sendiri sehingga tidak ada jejak, tidak ada bukti,” katanya. “Siapa pun yang mengerti pekerjaannya, akan menutupi jejak mereka.”
Pakar keamanan lain mempertanyakan mengapa tim forensik FTI belum bisa menunjukkan atau mendeskripsikan perangkat lunak apa yang digunakan untuk mengirim malware bersama file video.
Baca Juga:Geger Pekerja Huawei Terjangkit Virus Corona di Gedung BRI, Ternyata Radang TenggorokanSandiwara Apa Semua Ini?
Kantor berita AP mengatakan, hingga saat ini FTI tidak menanggapi email dan pesan teks yang mereka kirim untuk meminta komentar.
Gunakan piranti lunak buatan Israel?
Spyware yang canggih – seperti paket yang disebut Pegasus BUATAN perusahaan peretas Israel NSO Group, memang dirancang untuk lolos dari deteksi dan menggelapkan kegiatannya. Arab Saudi diberitakan telah menggunakan Pegasus untuk melawan para pembangkang rezim dan aktivis hak asasi manusia dalam beberapa minggu setelah dugaan peretasan Bezos.
Namun hari Rabu (22/1), perusahaan NSO group secara tegas membantah bahwa teknologinya digunakan dalam peretasan ponsel Jeff Bezos.
Lalu apa kaitannya dengan pakar HAM yang bekerja untuk PBB? Agnes Callamard berfokus pada pembunuhan ilegal dan turut menyelidiki peran pemerintah Saudi dalam pembunuhan wartawan dan kolumnis Washington Post Jamal Khashoggi, Oktober 2018. Yang lainnya, David Kaye, bertugas di bidang kebebasan berekspresi. Dia sedang fokus pada meningkatnya penggunaan spyware untuk memantau dan mengintimidasi para pembela HAM dan jurnalis. Keduanya adalah pakar independen untuk isu hak asasi manusia, dan bukan karyawan tetap PBB.
Kalau benar Jeff Bezos menjadi sasaran peretasan MbS, tampaknya dia bukan satu-satunya. Pangeran Mohammed bin Salman sering melakukan pertemuan dengan tokoh-tokoh politik dan selebriti, juga bintang olahraga.
Bahkan menantu Donald Trump, Jared Kushner, suami Ivanka Trump, juga berkomunikasi dengan MbS melalui WhatsApp, kata sumber di kalangan keamanan AS yang tidak mau disebut namanya. (ap/rtr/afp)