Kota Wuhan, sebuah wilayah berpenduduk sebelas juta orang di Cina, untuk sementara waktu menutup transportasi publiknya. Upaya ini dilakukan guna menghindari penyebaran virus corona yang sedang mewabah di negara tirai bambu itu.
Dilansir BBC, masyarakat Wuhan, diimbau untuk tidak meninggalkan kota seminggu kedepan. Biasanya, jutaan orang Cina melakukan perjalanan di hari peringatan Tahun Baru Imlek untuk berlibur.
Sejak hari ini, Kamis (23/1), semua penerbangan dan layanan kereta penumpang dari Wuhan telah dihentikan. Layanan bus, kereta bawah tanah, dan feri semuanya tutup mulai pukul 10:00 waktu setempat (02:00 GMT).
Baca Juga:Hampir Sama dengan Keraton Agung Sejagat, Indonesia Mercusuar Dunia Muncul di PariamanDibalik Tuduhan Peretasan Telepon Selular Peretasan Bos Amazon oleh Pangeran Mahkota Arab Saudi ?
Sebuah pusat komando khusus di Wuhan yang didirikan untuk menangani penyebaran virus itu mengatakan, langkah ini dimaksudkan untuk menghindari penyebaran wabah.
Masyarakat Wuhan juga telah diperintahkan untuk menghindari keramaian dan meminimalkan pertemuan publik. Bahkan, tempat-tempat wisata dan hotel di kota itu telah diperintahkan untuk menangguhkan kegiatan berskala besar. Sementara perpustakaan, museum, dan teater membatalkan pameran dan pertunjukannya.
Upacara doa bersama Tahun Baru Imlek di Kuil Guiyuan, yang dihadiri 700.000 orang tahun lalu, juga telah dibatalkan.
Sayangnya, penyakit yang menyerang pernapasan ini telah menyebar ke kota-kota lain di Cina. Bahkan, terdapat beberapa kasus di negara lain termasuk Amerika Serikat.
Hingga saat ini, terdapat lebih dari 500 kasus yang dikonfirmasi serta 17 orang telah meninggal akibat virus baru yang mematikan itu. Semua korban jiwa sejauh ini berada di Hubei, provinsi di sekitar Wuhan.
Virus yang saat ini dikenal sebagai 2019-nCoV, merupakan sebuah virus jenis baru hasil evolusi virus corona yang sebelumnya tidak diidentifikasi pada manusia. Sebelumnya, Virus Sars yang menewaskan hampir 800 orang di seluruh dunia pada awal 2000-an juga merupakan jenis virus corona.
Sementara itu, setelah seharian berdiskusi di Jenewa, komite darurat World Health Organization (WHO) telah mengumumkan belum menetapkan hal ini sebagai keadaan “darurat global”. Keadaan darurat global adalah tingkat alarm tertinggi yang diumumkan WHO dan sebelumnya telah digunakan sebagai respons terhadap flu babi, virus Zika dan Ebola.
Baca Juga:Geger Pekerja Huawei Terjangkit Virus Corona di Gedung BRI, Ternyata Radang TenggorokanSandiwara Apa Semua Ini?
Direktur Jenderal Dr Tedros Ghebreyesus mengatakan pihaknya masih memerlukan lebih banyak informasi tentang penyebaran infeksi. Oleh karena itu, komite ahli kesehatan kembali melakukan pertemuan pada Kamis (23/1). (*)