Yang lebih menyedihkan, lanjut dia, saat ia dan Prabowo mengeluarkan pernyataan yang menyejukkan, malah di-bully sebagai penakut.
Malah, ada koran yang menyindir karier dan korpsnya di ketentaraan dulu, yang dinilai tak ada kaitannya.
“Saya sedih karena serangan tersebut masuk wilayah pribadi, dan melenceng dari pokok permasalahan,” ungkapnya.
Baca Juga:Masinton Pasaribu Ungkap Asal-Usul Dapat Sprindik KPKSurat Terbuka ‘Ratu Keraton Agung Sejagat’
“Apakah mereka tahu, bahwa saya sebagai seorang prajurit pernah berperang dan pernah hampir mati karena perang?” ucapnya.
Ia pun memberi acungan jempol kepada langkah Presiden Jokowi, yang berkunjung ke Natuna. Menurutnya, kunjungan itu mengirim pesan yang kuat kepada China, sekaligus menyejukkan. Karena menjelaskan, apa terjadi di laut di utara Natuna, bukanlah pelanggaran wilayah teritori Indonesia.
Penjelasan Presiden tersebut efektif menurunkan tensi di dalam negeri, sekaligus memberi isyarat halus ke pada negara-negara lain.
“Menurut saya, ini bagian dari diplomasi yang canggih yang tidak menimbulkan ketersinggungan. Tetapi memunculkan pengertian. Tanpa mengorbankan derajat dan harga diri bangsa,” paparnya.
Luhut menegaskan, ia tidak pernah mengorbankan kedaulatan kita demi investasi asing, seperti dituduhkan pengamat. Ia mencoba melihat hubungan antar-negara dalam konteks yang pas.
“Dan yang penting, kita tentu berkaca pada diri sendiri, apa yang kurang dalam mengamankan perairan ZEE kita,” ungkapnya.
Tulisan ini mendapat tanggapan hangat dari pengikutnya. Sampai berita ini ditulis tadi malam, sudah ada 4,4 ribu pengguna yang memberikan tanda suka, dan 290 pengguna lainnya menuliskan komentar.
Baca Juga:Inilah ‘Fanny Aminadia’ Sosok Ratu Keraton Agung SejagatMasinton Pasaribu Tunjukkan Sprindik yang Jerat Wahyu Setiawan, KPK: Kepentingannya Apa Tunjukkan Ke Publik?
Sebagian besar memberikan apresiasi kepada Luhut, yang sudah menjelaskan alasan di balik sikapnya. Pemilik akun Samuel Basri menyemangati Luhut, agar tak lelah mengabdi.
“Memang, penonton itu selalu merasa hebat analisinya. Tapi coba langsung sebagai pemain, bisa-bisa terlihat bodohnya. Semangat, Jenderal. Anda pemainnya. Semangat untuk tetap menang,” ujarnya.
Senada disampaikan Anto Kasihanto. Menurutnya, orang yang lantang teriak perang, bisa-bisa jadi orang yang pertama lari saat perang terjadi. “Perang hanya menyisakan kesedihan,” tuntasnya. (rmco)