Mingguan bisnis Kontan pernah menerbitkan wawancara amat panjang dengan Benny. Sangat menarik. Isinya masih saya ingat sampai sekarang. Yang antara lain menjadi bahan tulisan ini.
Setidaknya dua kali Benny menjadi orang mulia. Pertama ketika ia menolong adiknya dari kebangkrutan. Ia lunasi utang adiknya.
Kedua, ketika ia datang ke bank untuk melunasi utang adiknya.
Sayangnya ia gagal melunasi utang itu. Bukan karena tiba-tiba tidak mau. Tapi tidak bisa. Saat ia datang ke bank itu banknya sudah tutup. Selamanya. Bank itu dilikuidasi oleh pemerintah di saat krismon 1998.
Baca Juga:‘Jenderal’ Keraton Agung Sejagat Ini 3 Tahun Belum DigajiSoal Penahanan Pembikin Video Penembakan Pesawat Ukraina
Lalu ia datang ke BPPN, yang mengambil alih bank itu. Sebenarnya Benny tidak harus mengejar untuk melunasi hutang adiknya. Toh dokumen-dokumennya hilang.
Tapi, menurut Benny, utang adalah utang. Ia bayar utang adiknya itu dengan tanah.
Benny mengaku menyerahkan 6.000 ha tanah ke BPPN.
Begitu mulianya.
Yakni tanah di Serpong, entah siapa yang mengembangkan tanah itu sekarang.
Sebaliknya dalam kasus saham Bank Pikko. Yang akhirnya ditutup itu. Nama Benny hitam di situ.
Ia terbukti melakukan goreng saham. Ialah yang menaikkan dan menurunkan harga saham. Tapi ia bisa lolos. Hanya harus membayar denda. Sebesar keuntungan yang ia dapat.
Ia harus menyerahkan seluruh keuntungan dari goreng sahamnya itu ke kas negara. Negara untung. Tapi para pembeli saham tetap rugi. Uang mereka hangus di penggorengan.
Kini ujian datang lagi. Di Jiwasraya.
Kali ini ia jadi tersangka.
Kita akan melihat persilatan seperti apa lagi yang akan dimainkan Benny.
Baca Juga:Adakah Serangan Wabah Penyakit Terkait Senjata Biologi?KBRI Beijing Imbau WNI di Tiongkok Waspadai Wabah Penyakit Radang Paru-Paru di Wuhan
Hanya saja Benny bukan tipe orang yang suka lari. Ia orang Solo dalam pengertian yang sebenarnya. Tanah airnya adalah Solo. Tidak akan lari ke mana-mana.
Siapa pun tetap bisa menunggunya di Solo, meski bukan di Stasiun Balapan Solo.
Benny hanyalah salah satu dari mereka yang mendapat aliran dana Jiwasraya.
Bisa jadi yang lain-lain itu bisa lebih rumit dari Benny.
Yang kalau diusut secara hukum kelihatannya belum tentu uang bisa kembali.
Rasanya kalau perlu minta bantuan Pak Harto, yang dengan tersenyum pun uang bisa kembali.