Mungkin justru ada pembaca yang tahu, ada apa dengan Henson saat itu. Kok sahamnya terjun bebas seperti itu.
Betul-betul terjun bebas. Hanya dalam hitungan jam. Di sekitar hari pergantian presiden tahun 2014 itu.
Ternyata tidak hanya politik yang memanfaatkan ‘masa transisi’ melainkan juga para pemain saham.
Begitulah jadinya.
Baca Juga:‘Jenderal’ Keraton Agung Sejagat Ini 3 Tahun Belum DigajiSoal Penahanan Pembikin Video Penembakan Pesawat Ukraina
Sepanjang yang diberitakan media, hanya dua jenis transaksi itu yang terkait dengan Benny, MTN dan beli saham.
Yang MTN, katanya, sudah dilunasi empat tahun lalu. Yang untuk beli saham ya sudah terkubur secara sah di jurang penggorengan itu.
Kalau benar MTN itu sudah dilunasi empat tahun lalu, jangan-jangan justru di sini lucunya: uang untuk melunasi utang ke Jiwasraya itu memakai uang Jiwasraya yang untuk membeli saham itu.
Kalau benar begitu, sungguh luar biasa lihainya.
Apalagi kalau ia sendiri yang bisa membuat harga saham naik dan harga saham turun.
Tapi belum tentu seperti itu. Kita tunggu hasil pengusutannya.
Benny sendiri bukan sosok yang misterius. Bukan orang yang sembunyi-sembunyi. Ia orang yang selalu yakin langkahnya tidak melawan hukum.
Misalnya saat Benny mengumpulkan uang dari publik. Yang juga mencapai ratusan miliar rupiah. Yang kemudian diperiksa OJK. Dan dinyatakan melanggar.
Benny tenang saja. Memang ia lantas menghentikan pengumpulan dana itu. Dan hanya membayar denda.
Baca Juga:Adakah Serangan Wabah Penyakit Terkait Senjata Biologi?KBRI Beijing Imbau WNI di Tiongkok Waspadai Wabah Penyakit Radang Paru-Paru di Wuhan
Tapi seandainya perkara ini sampai ke ranah hukum pun ia sangat siap, dengan dokumen yang bisa dianggap tidak melanggar hukum.
Bisa saja ada dokumen transaksi yang disiapkan di balik proses pengumpulan dana itu. Misalnya bisa saja disiapkan dokumen jual beli tanah. Bisa saja secara resmi mereka itu bukan ‘menempatkan uang’. Tapi pembeli kapling tanah. Tanahnya ada, setidaknya di layar komputer.
Untuk itu pembeli bisa saja diberi bunga 12 persen setahun. Sebelum tanahnya diserahterimakan. Selama uang mereka disimpan di situ.
Bisa jadi pemilik uang sendiri tidak berharap memperoleh tanah itu sungguh-sungguh. Sepanjang bunga tingginya terus dibayar.
Saat harga tanah sudah menjadi mahal Benny bisa membayar kembali uang mereka. Atau terus membayar bunga. Agar uangnya bisa dipakai yang lain lagi.