Proses PerolehanPertama-tama, individu atau organisasi, sebut saja John Doe, harus mendapatkan virus tersebut. Entah bagaimana caranya, Doe bisa dengan mudah mendapatkannya dari laboratorium senjata biologi yang telah dikembangkan oleh berbagai negara. Contohnya, ada dua laboratorium virus cacar (di AS dan Rusia) yang sudah lama diperdebatkan oleh para pakar untuk membiarkan atau menghentikan aktivitasnya. Di sana, Doe juga bisa memesan virus dari koleksi kultur, tempat penyimpanan materi biologis untuk para ilmuwan, atau dia bisa langsung mendapatkannya dari alam, dengan mencari hewan yang rentan terhadap infeksi tertentu.
Proses PengirimanUntuk serangan berskala besar, Doe akan menyebarkan virus tersebut dengan alat aeorosol, kata William Dowling, program officer di Office of Biodefense Research Resources and Translational Research. Virus cacar cukup stabil untuk metode pengiriman ini.
Doe juga bisa menyerang dirinya sendiri dan orang lain serta meracuni makanan dan pasokan air dengan virus ini. Namun, meracuni makanan dan air akan sulit, karena kita memiliki tindakan pelindungan yang kuat, kata Oliver Grundman, seorang dosen kedokteran di College of Pharmacy di University of Florida.
Baca Juga:KBRI Beijing Imbau WNI di Tiongkok Waspadai Wabah Penyakit Radang Paru-Paru di WuhanVirus Misterius Diduga Sebabkan Penyakit Paru-Paru
Proses PenyebaranProses ini dilakukan langsung di alam terbuka. Virus dapat menyebar secara alami dan mudah. Inilah bahayanya. Virus influenza paling mudah dan cepat menyebar di masyarakat, kata Kortepeter. “Penyebarannya sangat efisien. Bagaikan membakar kayu dan apinya cepat membesar.”
Kecepatan penyebarannya tergantung seberapa banyak orang yang terinfeksi. Jika 100 orang terinfeksi virus cacar, dan mereka menyebarkan virusnya ke tiga orang, maka wadahnya bisa menyebabkan 4.200 kasus dalam setahun, menurut simulasi oleh CDC. (Secara historis, tingkat kematian akibat cacar mencapai 30-40 persen tapi AS menimbun 2 juta dosis obat cacar baru yang disebut Arestvyr.)
Penyebaran virus lebih lambat di daerah yang jarang penduduk dan lebih cepat di daerah yang padat seperti sekolah atau gedung perkantoran. Semakin terhubungnya dunia, maka kerentanannya semakin tinggi. “Kita bisa bepergian ke mana saja dengan pesawat terbang, penggunaan transportasi umumnya juga meningkat, dan sentralisasi pasokan makanan kita. Jadi, kalau Anda pengin menularkan penyakit ke banyak orang, maka kita akan semakin rentan,” kata Morse.