JAKARTA – Setelah kasus Jiwasraya mengemuka, muncul kasus Asabri dengan angka kerugian yang diperkirakan tidak kurang fantastis.
Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Asabri)diduga mengalami kerugian akibat portfolio investasi pada saham-saham.
Selintas kasus itu mirip dengan kasus Jiwasraya. Lantas seperti apa yang terjadi pada kasus Asabri, simak fakta-faktanya berikut ini.
1.Kerugian pada portofolio saham Asabri
Baca Juga:Dugaan Korupsi Jiwasraya dan Asabri, Mahfud MD: Modus Operandinya SamaSnack Berbahaya Dibuat di Israel, Ini Faktanya
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo menyebutkan memang terdapat kerugian di portofolio dari sisi saham milik PT Asabri (Persero) namun belum diketahui terkait jumlah kerugian tersebut.
Kartika masih belum tahu waktu pasti dimulainya terdapat kerugian pada saham Asabri sebab masih dilakukan investigasi bersama Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Namun, sekitar dua pertiga saham milik PT Asabri kini harganya di bawah harga saat penawaran umum perdana (IPO).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia per 13 Januari 2020, dari saham yang dimiliki Asabri di atas lima persen, sebanyak 8 dari 13 saham tersebut lebih rendah dari harga saat IPO. Dari delapan saham tersebut, empat di antaranya termasuk dalam saham “gocap” alias saham yang mentok di harga terendah di bursa yaitu Rp50 per saham.
Empat saham gocap tersebut antara lain, Sidomulyo Selaras Tbk (SDMU) di mana harga IPO Rp225 per saham, Inti Agri Resources Tbk (IIKP) harga IPO Rp450 per saham, SMR Utama Tbk (SMRU) harga IPO Rp600 per saham, dan Hanson Internasional Tbk (MYRX) harga IPO bahkan mencapai Rp9.900 per saham.
Empat saham di bawah harga IPO lainnya itu Alfa Energi Investama Tbk (FIRE) dari harga IPO Rp500 per saham menjadi Rp326 per saham, PP Properti Tbk (PPRO) dari harga IPO Rp185 per saham jadi Rp66 per saham, Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) dari harga IPO Rp300 per saham jadi Rp204 per saham, dan Island Concept Indonesia Tbk (ICON) dari harga IPO Rp118 per saham jadi Rp71 per saham.
Sementara itu, lima saham milik Asabri lainnya saat ini lebih tinggi dibandingkan harga saat IPO yaitu Prima Cakrawala Abadi Tbk (PCAR) dari harga IPO Rp150 per saham jadi Rp338 per saham dan Bank Yudha Bhakti Tbk (BBYB) dari harga IPO Rp115 jadi Rp268 per saham.