George W Bush, saat itu wakil presiden dalam pemerintahan Ronald Reagan, membela keputusan USS Vincennes melepaskan tembakan.
Bush berargumen serangan itu dilepaskan di tengah suasan perang dan kru USS Vincennes sudah melakukan prosedur yang benar sebelum melepaskan tembakan.
Akhirnya Dewan Keamanan PBB menerbitkan resolusi nomor 616 yang isinya amat meyesalkan serangan AS yang mengakibatkan tewasnya ratusan orang.
Baca Juga:Kurtubi: China Ingin Kekayaan Migas di Natuna, Bukan IkanLembaga Survei Indonesia: Ada Pengaruh China Dan AS Saat Pilpres 2019
Menurut dokumen yang diserahkan ke Mahkamah Internasional oleh Iran, terdapat 290 orang dalam pesawat yang ditembak Amerika itu terdiri atas 274 penumpang dan 16 kru.
Dari 290 orang itu, 254 di antaranya adalah warga Iran, 10 warga Uni Emirat Arab, 10 orang asal India, enam dari Pakistan, enam orang Yugoslavia, dan seorang warga Italia.
Usai insiden itu, rakyat Iran semakin yakin bahwa Amerika Serikat memang berniat menyerang negara itu dan Amerika akan melibatkan diri dalam Perang Iran-Irak.
Pada Agustus 1988, sebulan setelah tragedi itu, pemerintah Iran menerbitkan perangko yang menggambarkan penembakan tersebut.
Pada Februari 1996, pemerintah Amerika Serikat sepakat membayarkan uang kompensasi sebesar 131,8 juta dolar agar Iran menghentikan kasus ini.
Sebanyak 61,8 juta dolar disalurkan untuk keluarga warga Iran yang tewas dalam penerbangan itu.
Tak diperoleh keterangan soal penggunaan sisa uang kompensasi yang dibayarkan pemerintah AS kepada Iran itu.
Baca Juga:Penampakan Video Drone yang Diklaim Sebagai Serangan dari USA Terhadap Jenderal Iran: Disinformasi3 KRI Usir Kapal-Kapal Asing di Perairan Natuna Utara
Pemeritah Amerika juga menyatakan menyesali insiden yang terjadi dan tewasnya ratusan orang. Namun, pemerintah AS tak pernah meminta maaf atau mengakui telah berbuat salah. (*)