Operasional drone AS antara lain di pangkalan udara Creech di Las Vegas. Di sini pilot terpilih mengendalikan drone yang beroperasi di lapangan untuk membantu kepentingan militer AS. Mantan pilot yang pernah bekerja di sini, Michael Haas, menceritakan pengalamannya.
Ia bekerja antara tahun 2005 sampai tahun 2011, saat AS sangat agresif memburu kaum militan di berbagai negara. Dari depan komputernya, dia telah membunuh target militer AS nun jauh di sana di Afghanistan.
Tugas utama Haas adalah mengontrol kamera, laser dan perangkat untuk mengumpulkan informasi lainnya di drone Reaper dan Predator. Dia juga bertanggung jawab memandu misil Hellfire ke target, begitu misil itu ditembakkan oleh pilot lain di sampingnya.
Baca Juga:Analisa Intelijen Barat Simpulkan Pesawat UIA Jatuh Bukan Akibat Tembakan RudalBuktikan Kedaulatan Negara, Menko Polhukam Sebut 470 Nelayan Menuju Natuna
Semua itu terasa mirip dengan permainan game, ia membunuh musuh dari layar komputer. Namun benar-benar ada orang terbunuh dan kadang mengusik nurani meski pemimpin mereka meyakinkan bahwa target pantas dieliminasi karena dianggap teroris dan membahayakan.
“Pernah menginjak semut? Seperti itu kamu dikondisikan soal target, hanya gumpalan hitam di layar. Kamu dibuat berpikir mereka pantas mendapatkannya, mereka di pihak musuh,” sebut Haas dikutip beritaradar.com dari Guardian.
Selama menerbangkan drone, Haas diperintah menembakkan dua misil untuk membunuh musuh. Mantan pilot lain bernama Brandon Bryant, terlibat langsung membunuh setidaknya 13 orang dalam 5 serangan misil Hellfire di Irak dan Afghanistan.
Program serangan drone AS memang kontroversial. Lembaga Amnesty International dan Human Rights Watch mengkritiknya karena serangan semacam itu cukup sering menimbulkan korban jiwa dari kalangan sipil. Namun pejabat AS menyatakan program itu vital untuk melawan kelompok militan.
Kecanggihan drone dianggap sangat efisien untuk menghancurkan musuh dan meminimalisir korban dari militer AS karena dikendalikan dari jarak jauh. Dalam sebuah survei yang pernah diselenggarakan oleh lembaga Pew, sebanyak 61% warga AS mendukung program drone.