JAKARTA-Pelanggaran atas Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Indonesia di perairan Natuna, termasuk kegiatan Illegal Unreported and Unregulated (IUU) Fishing yang dilakukan kapal penjaga pantai Cina, 24 Desember 2019 lalu, akan berbuntut panjang jika melihat bagaimana para pejabat Indonesia meresponsnya.
Perbedaan sikap soal polemik kapal Cina di Natuna ini di antaranya terlihat dari pernyataan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, serta Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Berikut kutipan pernyataan mereka:
1. Menlu Retno Marsudi
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan pemerintah akan meningkatkan patroli di perairan Natuna. Retno menyebut, telah terjadi pelanggaran oleh kapal-kapal Cina di wilayah zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia di perairan Natuna.
Baca Juga:Ghosn In The BoxJadi Pelaku Perkosaan terhadap Para Pria Terbesar di Inggris, Reynhard Sinaga Dibui Seumur Hidup
Sementara, ujar Retno, wilayah ZEE Indonesia sudah ditetapkan oleh hukum internasional yaitu melalui berdasarkan Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS). “Tiongkok merupakan salah satu party dari UNCLOS 1982, oleh karena itu merupakan kewajiban Tiongkok untuk menghormati implementasi dari UNCLOS 1982,” kata dia di Jakarta, Jumat, 3 Januari 2019.
2. Menko Kemaritiman Luhut Binsar
Adapun Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan meminta polemik kapal Cina di Natuna tidak dibesar-besarkan. Menurutnya, kejadian ini menjadi bahan introspeksi pemerintah karena kurang menempatkan kapal penjaga di Natuna. Luhut menegaskan pemerintah pun sedang melakukan peningkatan mutu pada Badan Keamanan Laut.
“Sebenarnya enggak usah dibesar-besarin lah. Kalau soal kehadiran kapal itu, sebenarnya kan kita juga kekurangan kemampuan kapal untuk melakukan patroli di ZEE kita itu. Sekarang memang coast guard kita itu,” ujar Luhut di Jakarta, Jumat lalu.
3. Menhan Prabowo Subianto
Sementara itu, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengajak agar masalah polemik kapal Cina di Natuna disikapi dengan dingin.
“Kita selesaikan dengan baik, ya. Bagaimana pun, Cina adalah negara sahabat,” ujar Prabowo di Jakarta pada Jumat, 3 Januari 2020.
Senin (30/12/2019), KRI Tjiptadi-381 milik Indonesia yang berpatroli sektor di perbatasan ZEE Laut Natuna Utara masih mendapati adanya kontak kapal di radar yang mengarah ke selatan dengan laju kecepatan tiga knot.