Ini menjadi awal dari pengaruh Eropa selama lebih dari empat abad, dengan Spanyol, Belanda, Inggris, dan Amerika Serikat mengikuti Portugis dan pada saatnya mengubah kehadiran komersial di wilayah tersebut menjadi dominasi ekonomi dan kontrol politik. Orang Belanda di Batavia (Jakarta) mengambil jalur perdagangan dari pelabuhan-pelabuhan lain di Jawa. Makassar, mercusuar perdagangan bebas dan toleransi beragama, juga ditundukkan oleh Belanda. Setelah Inggris menguasai Singapura pada tahun 1824 dan membukanya ke semua pendatang, pelabuhan-pelabuhan di Sumatera dan semenanjung-Aceh, Palembang, dll-perlahan memudar hingga hampir dilenyapkan.
Peranan orang China perantauan dalam perdagangan regional tumbuh dengan mantap seperti kota-kota kolonial seperti Batavia, Manila, dan kemudian Singapura menawarkan kesempatan untuk bergabung dalam ekonomi lokal dan juga perdagangan regional. Kemudian ledakan pertambangan dan perkebunan pada abad kesembilanbelas dan awal abad ke-20 menarik ratusan ribu imigran China, yang membentuk jaringan perdagangan mereka sendiri di seluruh wilayah ini. Sementara itu, bisnis terbesar dari semuanya adalah milik Barat. Jadi pada saat kemerdekaan setelah tahun 1945, negara-negara yang berbasis perdagangan di kawasan tersebut melihat perdagangan mereka di tangan asing.
Tak satu pun dari ini yang melakukan adalah China sendiri. Itu adalah karya orang China yang giat meninggalkan sebuah negara yang penuh sesak. Tidak ada gunanya karena Zheng He memiliki pemerintah China yang secara aktif terlibat di laut yang sekarang diklaim berdasarkan sejarah. Setiap tindakan yang dibutuhkan sekarang untuk menekan klaim-klaim tersebut terhadap tetangganya berpotensi menimbulkan perasaan komunal, tidak pernah jauh dari permukaan, terhadap komunitas etnis Cina yang dominan secara komersial di negara-negara tersebut.
Baca Juga:Ria Irawan dan Perjuangan Mengatasi Kanker Getah BeningBerita Duka, Ria Irawan Meninggal Dunia
Penamaan Natuna Utara merupakan pertanda bahwa negara kepulauan terbesar di dunia akan berdiri teguh, mendorong Filipina dan Malaysia untuk melakukan hal yang sama, sampai pertarungan arogansi China mereda dan dapat memperlakukan 400 juta tetangga maritimnya setara, mengakui pelaut dan perdagangan mereka. Biar sejarah yang membuktikan. (*)