Yang anti Amerika tidak sekedar demo. Juga menggunakan senjata berat. Seorang pengusaha kontraktor Amerika mati.
Ketika drone Amerika dijatuhkan Iran, Presiden Trump didesak untuk menyerang Iran.
Penyerangan sudah direncanakan dengan matang. Trump juga sudah setuju.
Tiba-tiba Trump bertanya: berapa yang akan mati akibat serangan itu.
“Sekitar 150 orang,” jawab Pentagon.
Tentara pun sudah disiapkan. Jam dimulainya serangan sudah ditentukan. Mendadak Trump membatalkannya. Korban 150 itu terlalu banyak. Padahal drone yang ditembak jatuh tidak berisi manusia.
Baca Juga:Gempa Magnitudo 5,1 Guncang Garut Terasa Hingga BandungChina Hancurkan Pemakaman Uighur
Bisa saja dunia menjadi tidak simpati pada Amerika. Bisa juga berakibat perang sungguhan.
Trump tidak mau perang melawan Iran.
Kekecewaan di kalangan militer sangat terasa. John Bolton mengundurkan diri dari jabatan penasihat keamanan nasional.
Kini ada nyawa Amerika yang hilang. Kontraktor tadi.
Maka Trump kali ini menyetujui serangan pada sasaran Iran.
Waktu itu Trump lagi main golf di Florida. Di dekat istana peristirahatannya, Mar-a-Lago. Ia berhenti sebentar. Untuk mendengarkan rencana serangan drone itu. Dengan sasaran Jenderal Qassem.
Kali ini Trump langsung setuju serangan dimulai.
CIA dengan mudah menemukan posisi Qassem: akan terbang menuju Bandara Baghdad.
Maka drone MQ-9 Reaper diterbangkan ke arah sasaran. Tanpa bisa dideteksi.
Tanggal 2 Januari 2020 baru saja lewat. Tengah malam mulai lingsir wengi. Berarti hari sudah berganti. Sudah masuk dini hari tanggal 3 Januari.
Pesawat militer yang ditunggu mendarat di Baghdad. Konvoi mobil meninggalkan bandara. Dua drone MQ-9 Reaper siap memanen hasil.
Baca Juga:Panas Dingin Indonesia-China di Laut SelatanRia Irawan dan Perjuangan Mengatasi Kanker Getah Bening
Satu drone menembak kan senjata. Tepat sasaran. Mengenai mobil Qassem. Tewas.
Benarkah itu Jenderal Qassem?
Benar. Terbukti dari cincin yang dikenakan di jarinya. Test DNA akan menyusul.
Di waktu yang bersamaan drone satunya juga melepaskan senjata. Mengenai mobil di belakangnya. Berisi komandan pasukan milisi Irak yang didukung Qassem: Abu Mahdi al-Muhandis. Ia adalah pimpinan tentara Syiah Irak dari kelompok Kataib Hezbollah.
Jadi, dari mana dua drone itu diterbangkan?
Hampir pasti bulan dari Amerika. Pilihannya tinggal 4: dari Israel, dari Kuwait, dari Qatar, atau dari Emirat. Jarak tempuh dari empat lokasi itu sekitar 2 jam.