KEPOLISIAN Republik Indonesia harus berani mengungkap siapa pelaku dan siapa aktor intelektual dibalik peristiwa kekerasan terhadap Novel Baswedan. Peristiwa penyiraman air keras ke Novel Baswedan berakibat ia meninggalkan tugasnya untuk menyidik berbagai kasus korupsi, terutama kasus E-KTP yang melibatkan banyak elit politik di negeri ini.
Sebelumnya, Koalisi Masyarakat Sipil Peduli KPK menemukan berbagai kejanggalan dalam penyidikan kasus ini, kejanggalan tersebut antara lain:
Tidak ditemukannya sidik jariKepolisian menemukan gelas atau cangkir yang digunakan untuk menyiram air keras. Namun, kepolisian menyatakan tidak menemukan sidik jari dari gelas atau cangkir tersebut. Di beberapa media, kepolisian menyatakan bahwa sidik jari yang tertinggal di gagang sangat kecil sehingga tidak cukup untuk identifikasi pelaku.
Baca Juga:Istana Minta Firli Bahuri Lepas Jabatan, Ketua KPK: Saya Tak Punya Jabatan di PolriApakah Media Sosial Mendikte Kerja Jurnalisme?
Hal ini sangat janggal karena pelaku menyiram air keras ke arah mata Novel atau daerah yang sangat spesifik dan terarah. Tindakan tersebut pastinya memerlukan konsentrasi, tenaga, dan genggaman yang kuat sehingga sidik jari pasti tertinggal di cangkir atau gelas.
Kepolisian tidak mengeluarkan CCTVPolisi lazimnya mengeluarkan CCTV yang terkait dengan tindak pidana sehingga mendapatkan informasi dari masyarakat. Berbeda dalam kasus kekerasan terhadap Novel Baswedan kepolisian tidak mengeluarkan CCTV yang berada di rumah Novel, sekitar komplek perumahan, dan juga jalan yang diduga dilalui oleh pelaku.
Tangkap dan lepas orang yang diduga pelakuKepolisian telah melakukan pemeriksaan dan/atau penangkapan AL, H, dan M yang diduga menjadi pengintai ataupun eksekutor penyerangan Novel. Namun kepolisian melepaskan tiga orang tersebut. Polisi berdalih bahwa dua orang merupakan orang yang sedang mengintai kendaraan bermotor atau kegiatan “mata elang”.
Hal ini sangat janggal karena kegiatan mata elang umumnya tidak dilakukan berhari-hari di dalam komplek perumahan. Dan yang terpenting adalah terdapat saksi yang mengetahui bahwa dua orang tersebut telah lama mengintai rumah Novel dan bertanya-tanya mengenai kegiatan Novel.
Selain itu seorang saksi yang ditangkap diduga kuat adalah orang yang pada tanggal 5 April 2017 melihat-lihat dan kemudian mendatangi rumah Novel. Ia berpura-pura menanyakan apakah di rumah Novel menjual gamis laki-laki. Istri Novel memang menjual gamis, namun menjual secara online dan tidak menjual gamis untuk laki-laki.