POLDA Metro Jaya menangkap dua polisi aktif yang diduga pelaku penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan. Kedua terduga pelaku ini berinisial RM dan RB.
Mereka ditangkap di kawasan Cimanggis, Kota Depok. “Kami menangkap kedua terduga pelaku tadi malam (Kamis, 26 Desember 2019),” ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Markas Besar Polri Brigadir Jenderal Argo Yuwono, Jumat, 27 Desember 2019.
Soal identitas pelaku dan pangkatnya di kepolisian pun Argo juga enggan menjawab. Ia beralasan keduanya baru ditangkap sehingga masih menjalani pemeriksaan. “BAP-nya saja saya belum baca,” kata Argo merujuk Berita Acara Pemeriksaan.
Baca Juga:2 Pelaku Penyiraman Air Keras ke Novel Baswedan, Ditangkap atau Menyerahkan Diri?2 Penyiram Air Keras Novel Baswedan Diduga Anggota Brimob
Polisi pernah dua kali menyebar sketsa penyerang Novel. Total, ada tiga sketsa yang pernah dikeluarkan polisi.
Sketsa pertama ditunjukkan oleh mantan Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian pada 31 Juli 2017. Ia mengatakan sketsa yang selesai dibuat dua hari lalu itu didapat setelah mendengar keterangan seorang saksi yang melihat terduga sebelum peristiwa terjadi.
“Diduga dia adalah pengendara sepeda motor penyerang,” kata Tito Karnavian di Kantor Presiden, Jakarta, Senin, 31 Juli 2017. Menurut dia, saksi melihat ada sosok orang yang mencurigakan sebelum penyerangan kepada Novel Baswedan terjadi.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menunjukkan sketsa terduga penyerang Novel Baswedan. (Biro Pers Istana Kepresidenan)
Sosok tersebut berdiri tidak jauh dari masjid tempat Novel Solat Subuh. Demi keamanan, Tito enggan menyebutkan sosok saksi tersebut. Dari penjelasan Tito, proses pembuatan sketsa menggunakan teknologi mutakhir. Bahkan penyidik Polri menggandeng kepolisian dari Australia. “Ini statusnya (hasil sketsa) baik. Artinya mendekati wajah yang dilihat saksi,” kata dia.
Dari pengamatan saksi, terduga diperkirakan memiliki tinggi badan sekitar 170 sentimeter dengan ciri-ciri fisik kulit hitam, rambut keriting, dan berbadan ramping. Bila dibandingkan, Tito menilai, ciri-ciri tersebut berbeda dengan orang-orang yang sudah diperiksa oleh penyidik, yaitu M, H, satu anggota Polri, dan Lestaluhu. “Saksi menyatakan negatif dan alibinya mereka tidak ada di TKP,” kata Tito.
Sketsa kedua ditampilkan polisi saat bertemu KPK pada 24 November 2017. Kala itu, Kepolisian Daerah Metro Jaya menunjukkan dua sketsa wajah terduga pelaku penyerang Novel Baswedan di Gedung KPK.