Penelitian The Conversation juga menunjukkan bahwa Islamofobia di Barat semakin mendorong Islamofobia di China, di mana para pemimpin global bersedia untuk tetap diam melihat perlakuan terhadap Muslim.
Menurut perkiraan, Islam telah dipraktikkan dalam masyarakat China selama 1.400 tahun. Saat ini, Muslim adalah kelompok minoritas di China, mewakili antara 0,45 persen hingga 1,8 persen dari total populasi menurut perkiraan terbaru.
Meskipun Hui Muslim adalah kelompok yang paling banyak di antara umat Islam China, namun konsentrasi umat Islam terbesar adalah di Xinjiang, dengan populasi Uighur yang signifikan.
Baca Juga:Viral Foto Bareng Pengancam Jokowi, Mahfud MD Tanggapi Santai: Memang Gue Pikirin!Mariana Web: Misteri Terbesar Internet Belum Terpecahkan
Populasi yang lebih kecil tetapi signifikan tinggal di daerah Ningxia, Gansu, dan Qinghai.
Dari 55 orang minoritas Tiongkok yang diakui secara resmi, sepuluh kelompok mayoritas adalah Muslim Sunni.
Menurut catatan legendaris tradisional Muslim China, Islam pertama kali diperkenalkan ke China pada 616-18 M oleh Sahabat Nabi Muhammad (shalallahu ‘alaihi wa sallam): Sa’ad bin Abi Waqqash, Sayid, Wahab bin Abu Kabsha dan sahabat lainnya.
Wahab bin Abu Kabsha kemungkinan adalah putra al-Harth ibn Abdul Uzza (juga dikenal sebagai Abu Kabsha).
Tercatat dalam catatan lain bahwa Wahab Abu Kabsha mencapai Kanton melalui laut pada tahun 629 Masehi.
Sa’ad bin Abi Waqqash, bersama dengan tiga Sahabat, yaitu Suhayla Abuarja, Uwais al-Qarni, dan Hassan ibn Thabit, kembali ke China dari Arab pada tahun 637 melalui rute Yunan-Manipur-Chittagong, kemudian mencapai jazirah Arab melalui laut.
Beberapa sumber menyebutkan pengenalan Islam di China pada 650 Masehi, saat terjadi persinggahan ketiga Sa’ad bin Abi Waqqash, ketika ia dikirim sebagai utusan resmi untuk Kaisar Gaozong pada masa pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan (khalifah ketiga dari Khulafaur Rasyidin sepeninggal Rasulullah).
Baca Juga:Gerhana Matahari Cincin, Live Streaming Dari BMKGGerhana Matahari Cincin, Segala Hal yang Patut Diketahui Hari Ini
Kebocoran baru dokumen rahasia pemerintah China telah mengungkapkan bagaimana pihak berwenang menggunakan program pengumpulan data besar-besaran untuk menargetkan dan menahan sekitar satu juta Muslim minoritas etnis Uighur di provinsi Xinjiang.
Menurut laporan VOA, dokumen tersebut—yang diperoleh dan diterbitkan oleh Konsorsium Internasional Jurnalis Investigasi (ICIJ)—mengungkapkan cetak biru dan taktik di balik kampanye intensif pengawasan intrusif, indoktrinasi politik dan budaya terhadap Uighur, Kazakh, dan kelompok etnis Muslim lainnya di Xinjiang.