JAKARTA – Perum Bulog telah melepas 20.367 ton cadangan beras pemerintah (CBP) yang terancam membusuk karena disimpan lebih dari empat bulan. Beras tersebut laku terjual Rp23,75 miliar.
Lelalng beras dimenangkan oleh PT Zona Eksekutif Linier yang memproduksi lem furniter (mebel).
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Bulog, Tri Wahyudi Saleh mengatakan, beras Bulog dilelang dengan penawaran Rp23,75 miliar. Kemudian beras laku terjual Rp,23,8 miliar. “Kemarin yang menang itu sekitar Rp23,8 miliar,” ujar dia, kemarin (23/12).
Baca Juga:Harga Bawang Merah dan Daging Sapi MelonjakDrama Jiwasraya Mahal, Negara Rugi Tembus Rp13,7 triliun
Proses lelang telah dibuka sejak 13 Desember 2019. Sebanyak 12 perusahaan ikut daftar lelang. Dari 12 perusahaan, terdapat 5 perusahaan yang lolos persyaratan administrasi. Namun satu perusahaan mundur yang bergerak di industri sabun. Jadi ada empat perusahaan yang ikut proses lelang.
“Setelah diseleksi, ada 5 perusahaan yang lolos administrasi. Kemudian satu perusahaan dari industri sabun mengundurkan diri,” kata dia.
Direktur Riset Center of Reforms on Economics (Core) Indonesia, Piter Abdullah berharap kejadian beras tersimpan hingga 20 ribu ton tidak terulang lagi.
“Semoga kejadian seperti ini tidak terulang kembali. Membusuknya beras Bulog menurut saya sepenuhnya tanggung jawab Bulog. Tidak bisa menyalahkan kebijakan impor beras,” ujar Piter kepada Fajar Indonesia Network (FIN), Senin (23/12).
Direktur Utama Bulog, Budi Waseso alias Buwas sebelumnya menyampaikan, pihaknya membayar Rp8.100/kg untuk menyerap beras tersebut. Dia juga menyampaikan surat permintaan penggantian selisih hasil lelang kepada Menteri Keuangan, Sri Mulyani. (fin)