JAKARTA-Ribuan keluarga penerima Program Keluarga Harapan (PKH) mengundurkan diri. Penyebabnya, mereka tak mau rumahnya ditempeli stiker “keluarga miskin”. Mereka malu ada stempel miskin di rumahnya. Fenomena ini terjadi di beberapa daerah.
Di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, ada 2.202 kepala keluarga penerima PKH yang mengundurkan diri. “Mereka malu karena rumahnya ditempel stiker yang menyatakan keluarga miskin. Mungkin karena malu disebut miskin,” ujar Kepala Dinsos Kabupaten Jombang, Mochammad Saleh.
“Semuanya langsung mundur saat mau dipasang stiker,” imbuhnya.
Stiker tersebut memuat tulisan Pra Sejahtera atau Penerima Bantuan Sosial. Kemudian, pada bagian bawah terdapat tulisan jenis bantuan yang diterima. Di antaranya, PKH, Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), Kartu Indonesia Sehat (KIS), serta Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan beberapa jenis bantuan lainnya.
Baca Juga:Penerimaan Seret dan Belanja Bengkak, Defisit APBN Sudah Tembus Rp 369 TriliunKapolda Metro Jaya Naik Jadi Wakapolri
Tujuannya, agar distribusi dana bantuan yang berasal dari pemerintah itu tepat sasaran.
Sudah sejak pekan lalu, Dinsos menempelkan stiker di tiap rumah penerima PKH. Label itu ditempel di tembok, pintu, atau kaca rumah, yang bisa dilihat oleh masyarakat umum.
Selama proses pemasangan label, setiap Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang keberatan rumahnya di beri tanda sebagai keluarga pra sejahtera atau penerima bantuan sosial, bisa mengajukan pengunduran diri dari kepesertaan program.
Selain karena malu disebut sebagai keluarga miskin, alasan pengunduran diri dari daftar penerima PKH itu karena ada yang kondisi perekonomian ke luarganya telah membaik.
“Mundurnya alamiah, misalnya karena tanggungan telah selesai,” tutur dia.
Menurut Soleh, jumlah keluarga penerima PKH di Kabupaten Jombang pada 2019 sebanyak 86 ribu KPM. Puluhan ribu KPM PKH tersebut tersebar di 306 desa/kelurahan.
Di Klaten, 5.153 kepala keluarga mengundurkan diri sebelum stiker keluarga miskin ditempel. Bupati Klaten, Sri Mulyani bilang, alasan pengunduran diri itu lantaran para kepala keluarga itu menyatakan sudah mampu hidup sendiri.
Di Prabumulih, Sumsel, 171 keluarga penerima Program Keluarga Harapan (PKH) resmi mengundurkan diri. “Selain tidak memenuhi syarat, mereka malu dipasang stiker apalagi dengan tulisan jelas sebagai tanda warga tersebut tergolong miskin dan tidak mampu,” tutur Plt Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Pemkot Prabumulih, Heriyanto.