Lebih lanjut dirinya menjelaskan bahwa sejak akhir 2018, Tiongkok telah mengundang lebih dari seribu pejabat pemerintahan maupun organisasi internasional, awak media, ormas agama, dan akademisi dari 70 lebih negara, termasuk Indonesia, untuk mengunjungi Xinjiang. Mereka yang diundang menurut Xinli, banyak yang memuji bahwa pengalaman antiteror dan deradikalisasi di Xinjiang patut dipelajari dan diteladani.
Beberapa kunjungan yang dilakukan oleh berbagai elemen masyarakat internasional ke Xinjiang. Pada akhirnya dukungan pun mengalir kepada Tiongkok terkait kamp pelatihan ini. Di antaranya dilakukan oleh lebih dari 50 perwakilan negara pada Kantor PBB di Jenewa menandatangani surat bersama yang ditujukan kepada Presiden Dewan HAM dan Komisaris Tinggi HAM PBB, pada Juli 2019. Kemudian Dewan Menteri Luar Negeri Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) pada Maret 2019 yang mengeluarkan sebuah resolusi yang memuji upaya Pemerintah Tiongkok dalam mengayomi warga Muslim.
“Dalam pertemuan Komite III Sidang Majelis Umum PBB ke-74 Oktober lalu, lebih dari 60 negara memberikan pernyataan yang mengapresiasi kemajuan HAM yang luar biasa besar di Xinjiang, Tiongkok,” kata Xinli.
Baca Juga:Ajukan PK dengan Bukti Baru, Rohadi: Buka Handphone yang Disita KPK, Ada Percakapan Saya dengan Hakim Ifa SudewiMahfud MD: UU dan Perda Dibuat oleh Orang-Orang Tertentu agar Ada Aturan Tertentu
“Laporan dari WSJ telah memfitnah upaya pemerintah Tiongkok dalam mempertahankan kedaulatan negara, menegakkan HAM, serta menjalankan program anti-teror dan deradikalisasi. Laporan itu sengaja menyampaikan penafsiran keliru terhadap kontak dan aktivitas normal antara Kedutaan Besar Tiongkok di Indonesia dengan NU, Muhammadiyah, MUI, serta berbagai kalangan lainnya di Indonesia. Kami menyatakan kecaman keras dan penolakan tegas terhadap laporan tersebut,” sebutnya.
Xinli menambahkan Tiongkok dan Indonesia adalah dua negara bertetangga yang senantiasa bersahabat dan saling mendukung. Hubungan kontak yang baik antara rakyat kedua negara sejalan dengan kepentingan fundamental kedua negara dan rakyatnya.
“Kami akan terus bekerja sama dengan berbagai kalangan di Indonesia untuk meningkatkan pertukaran dan memajukan kerja sama agar dapat memberikan manfaat yang lebih besar kepada bangsa dan rakyat kedua negara. Agenda apa pun yang bertujuan untuk merusak persahabatan sejati antara rakyat Tiongkok dan Indonesia dipastikan tidak akan pernah berhasil,” pungkas Xinli. (*)