Ini agak berbeda dengan keterangan anak muda Islam di Kota Agra. “Kami khawatir akan ada UU baru. Yang membuat kami tidak akan mendapat izin bisnis,” katanya. “Juga tidak bisa menjadi pegawai pemerintah,” tambahnya.
Memang sifatnya masih kekhawatiran. Tapi umat Islam di kotanya sudah sangat gelisah.
Saya sendiri tidak tahu yang sebenarnya. Hanya kelihatannya tidak seburuk berita yang tersiar ke seluruh dunia.
Baca Juga:Suara Gemuruh, Satu Rumah Ditimpa Longsor di LembangTruk Bermuatan Pasir Hamtam Ruko, 3 Orang Meninggal Dunia
Atau seburuk itu –hanya saja saya tidak tahu. Misalnya soal perbedaan perlakuan hukum –yang sering terbaca di media.
Yang jelas kini India punya UU baru –yang sedang dilaksanakan: penertiban penduduk.
Yang jadi korban adalah para pendatang gelap dari Bangladesh yang lebih miskin. Dan keturunan mereka. Yang sudah turun temurun di situ.
Ditambah yang baru.
Mereka itu jutaan jumlahnya. Terutama di negara-negara bagian yang berdekatan dengan Bangladesh –seperti Assam dan West Bengal.
Mereka itu Islam. Terancam akan dipulangkan paksa ke Bangladesh.
Lalu menjadi isu agama.
Sebenarnya saya juga ingin ke lingkungan masyarakat Islam aliran Jamaah Tabligh. Yang mungkin lebih cocok untuk India-baru sekarang ini.
Tapi waktu saya habis. Harus segera pulang untuk Tazkia di Malang.
Saya sempatkan salat di masjid di sebelah Taj Mahal. Saya pikir masjid itu sudah ditutup.
Baca Juga:Wakil Ketua KPK Nawawi Pomolango Diberitahu Perubahan Proses Kerja di KPKGubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Bantah Teken Piagam Penghargaan Untuk Diskotek Colloseum
Di kanan-kiri Taj Mahal memang ada bangunan pendamping. Arsitekturnya mirip Taj Mahal. Hanya lebih kecil. Dan warna marmernya bukan putih –merah maroon.
Bangunan yang kanan adalah tempat persinggahan raja –King House. Untuk istirahat saat raja berkunjung ke makam isterinya di Taj Mahal.
Sekarang bangunan ini sudah tidak difungsikan.
Bangunan yang kiri adalah masjid. Masih berfungsi. Salat lima waktu masih berlangsung. Demikian juga salat Jumat.
Saya sempat berbincang dengan imam masjid itu. Ayahnya juga imam di situ. Demikian juga kakeknya.
Tentu saya juga masuk Taj Mahal. Sebentar sekali. Yang isinya hanya batu nisan raja yang membangun gedung itu. Dan istri ketiganya –setelah dua istri sebelumnya tidak memberinya anak.
Batu nisan itu pun hanya replika. Yang asli ada di lantai bawah. Ditutup untuk umum.