Keesokan harinya, dalam rapat kabinet terbatas mengenai polhukam, Jokowi mengungkapkan kekesalannya terhadap pihak yang suka mengimpor. Hal itu, menghambat pemerintah dalam membangun petrocimical. “Ini hati-hati. Akan saya balik yang akan saya gigit mereka. Jangan sampai para mafia yang menggigit dan menghadang program pembangunan justru terus berkeliaran, enggak. Ini harus kita balik hal ini,” ancam Jokowi.
Kemudian, dalam pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 2019, Rabu (6/11), Jokowi jengkel lantaran mengetahui masih ada proses tender untuk proyek konstruksi senilai Rp 31 triliun pada November 2019 atau dua bulan menjelang akhir tahun. “November, masih ada e-tendering Rp 31 triliun, masih ditepuki tangan. Apa mau terus seperti itu?” semprot Jokowi saat itu.
Dalam rakor itu pula, Presiden mengeluhkan impor cangkul. Dia heran, cangkul saja harus diimpor. Apa lagi, neraca perdagangan negara ini tengah defisit. “Kok kita masih hobi impor, ya kebangetan banget. Uang pemerintah lagi. Kebangetan banget,” keluh dia.
Baca Juga:Mantan Sekretaris MA Diduga Terlibat Kasus Suap Pengurusan Perkara, Ini Yang Diurus NurhadiDituduh Terlibat Pencucian Uang, Istri Wapres Ditangkap
Jokowi juga jengkel saat menggelar rapat dengan jajaran kabinet di Istana Bogor, Rabu (20/11). Sebabnya, SDM di Tanah Air kurang memiliki kemampuan dan keterampilan. Padahal selama ini pemerintah sudah jor-joran melakukan berbagai upaya peningkatan kualitas SDM. Salah satunya, dengan program vokasi atau pelatihan. (rmco)