Dia menyebutkan, impor minyak saat ini mencapai 700-800 ribu barel per hari. Padahal, Indonesia tidak perlu mengimpor minyak dan gas. Batu bara yang melimpah, bisa disubstitusi menjadi energi gas. Pun dengan avtur, yang bisa disubstitusi dengan crude palm oil (CPO). “Ada yang hobinya impor, karena apa? Untungnya gede,” seloroh Jokowi.
Dia pun menilai mafia migas telah bermain lama dan menghisap keuntungan dari impor BBM dan gas itu. Presiden memberi ultimatum. “Saya cari, sudah ketemu siapa yang senang impor dan saya mengerti. Hanya perlu saya ingatkan bolak-balik, hati-hati kamu, hati-hati, saya ikuti kamu. Jangan menghalangi orang ingin membikin batu bara menjadi gas, gara-gara kamu senang impor gas. Kalau ini bisa dibikin ya sudah, nggak ada impor gas lagi,” ultimatum Jokowi.
Yang bikin Jokowi kesal lagi adalah instruksinya soal pembangunan kilang minyak, tak dijalankan. Awalnya, Jokowi menyinggung impor Petrokimia yang nilainya mencapai Rp 332 triliun per tahun. “Saya hafal di luar kepala karena tiap hari jengkel. Coba, triliun ya bukan miliar,” tegas Jokowi.
Baca Juga:Mantan Sekretaris MA Diduga Terlibat Kasus Suap Pengurusan Perkara, Ini Yang Diurus NurhadiDituduh Terlibat Pencucian Uang, Istri Wapres Ditangkap
Impor yang besar ini disebabkan minimnya jumlah kilang minyak. Dalam 34 tahun terakhir, Indonesia tak pernah lagi membangun kilang minyak. Karena itu, sesaat setelah dilantik sebagai presiden periode pertama pada akhir 2014, dia langsung menginstruksikan jajarannya untuk membangun kilang minyak. “Tapi sampai detik ini, dari lima yang ingin kita kerjakan, satu pun enggak ada yang ber jalan… Satu pun,” keluhnya.
Raut wajahnya tampak mangkel. Jokowi sudah dijanjikan 2 sampai 3 tahun, pembangunan kilang selesai. Namun tak ada hasil. “Satu persen pun,” ulangnya sambil geleng-geleng kepala.
Jokowi mencium ada pihak yang menghendaki Indonesia impor terus. Dia pun memerintahkan Kapolri Jenderal Idham Azis, Jaksa Agung ST Burhanuddin, serta KPK untuk mengawasi pembangunan kilang minyak. Jokowi ingin proyek ini benar-benar terealisasikan. “Harus rampung, pekerjaan besar ini harus rampung,” tegas dia. “Lima hal itu selesai, rampung pak negara ini,” tutupnya.
Ini bukan kali pertama Jokowi jengkel. Dalam rapat terbatas yang digelar di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (30/10), Jokowi mengungkapkan kejengkelannya lantaran proyek tol laut yang justru dikuasai oleh sektor swasta nasional.