“Joshua Kaleb Watson menyelamatkan banyak nyawa hari ini dengan mengorbankan nyawanya sendiri,” tulis Adam Watson di Facebook.
“Dia meninggal sebagai pahlawan dan kami sangat bangga, tetapi ada lubang di hati kami yang tidak pernah bisa diisi kembali,” ujarnya.
Adam Watson mengatakan, adik lelakinya dapat keluar dari gedung kelas untuk memberi tahu pihak berwenang, ketika penembak itu telah ditembak beberapa kali.
“Dia meninggal saat melayani bangsanya,” tutur Benjamin Watson, ayah korban.
Baca Juga:Modus Penyelundupan Onderdail Harley Davidson-Brompton di Garuda Indonesia, Ini Kata KPKEks Panitera Rohadi Ajukan PK, Pengamat Hukum Pidana Korupsi: Bukti dan Fakta Terungkap Seharusnya Dikabulkan MA
South China Morning Post melaporkan, Senator AS dari negara bagian Florida Rick Scott mengeluarkan pernyataan kecaman, menyebut penembakan itu, yang kedua di pangkalan Angkatan Laut AS minggu ini, sebagai tindakan terorisme, “terlepas dari apakah individu itu termotivasi oleh Islam radikal atau secara mental tidak stabil.”
Selama konferensi pers pada Jumat (6/12) malam, FBI menolak mengungkapkan identitas penembak dan tidak akan mengomentari kemungkinan motivasinya. “Ada banyak laporan yang beredar, tetapi FBI hanya berurusan dengan fakta,” tegas Rachel L Rojas, agen khusus FBI yang bertanggung jawab atas Kantor Lapangan Jacksonville.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump pun menolak mengatakan apakah penembakan itu terkait terorisme. Trump menulis belasungkawa di Twitter kepada keluarga para korban dan bercerita, ia telah menerima panggilan telepon dari Raja Salman dari Arab Saudi.
https://twitter.com/realDonaldTrump/status/1203015335223447552?s=20
Raja Salman berujar pada Trump, “Orang ini sama sekali tidak mewakili perasaan rakyat Saudi.”
Dikutip dari South China Morning Post, pemerintah Arab Saudi menyampaikan belasungkawa kepada para korban dan keluarga mereka. Mereka berkomitmen untuk memberikan “dukungan penuh” kepada pihak berwenang AS.
AS telah lama memiliki program pelatihan kuat untuk Arab Saudi, memberikan bantuan di AS dan kerajaan. Namun, penembakan massal itu menyoroti hubungan kedua negara yang terkadang bergejolak. Hampir semua pelaku serangan terorisme pada 11 September 2001 adalah orang Saudi.
Dalam penembakan sebelumnya, seorang pelaut yang kapal selamnya berlabuh di Pearl Harbor di Hawaii menewaskan dua pegawai sipil sebelum menodongkan pistol pada dirinya sendiri pada Rabu (4/12). (*)