Saya akhirnya keluar kantor untuk menemui ibu Bertha yang berada di dalam mobil di parkiran gedung KPU, sebelah Pengadilan Negeri Jakarta Utara. Di dalam mobil itulah saya diserahkan uang sejumlah Rp 50 juta dalam amplop cokelat yang terbungkus tas keresek hitam. Tanpa ba-bi-bu, uang itu saya bawa naik ke atas, ke ruangan ibu Rina Pertiwi. Saya ingat omongan Hakim Dasma
Seminggu yang lalu, Itu kan bisa sebagai tambahan biaya rekreasi kantor kita Saya serahkanlah duit itu ke Rina Pertiwi, Panitera Sekretaris Pengadilan Negeri Jakarta Utara, yang ditugaskan menjadi bendahara rencana rekreasi keluarga besar PN Jakarta Utara ke Solo, Jawa Tengah.
“Kang Rohadi, kalau Rp 50 juta ya kurang laah… Sebab, orangnya kan banyak,” ujar Rina Pertiwi. “Jadi berapa kurangnya, Teh?” tanya saya. “Paling nggak, ya Rp 100 juta, Kang,” jawab Rina. Akhirnya dana Rp 50 juta yang dari Ibu Bertha tadi saya berikan ke Rina Pertiwi. Saya kembali ke ruangan saya. Kebetulan di laci meja ada dana yang belum saya pakai. Saya ambil Rp 50 juta dari laci saya, untuk menggenapkannya menjadi Rp 100 juta. Kemudian, saya meminta tolong kepada dua orang panitera pengganti yang selama ini biasa membantu tugas dan kerja saya Hj. Sulistioningsih, SH. dan Hj. Kartini, SH. untuk menyerahkan dana itu kepada Ibu Rina Pertiwi.
Baca Juga:Rohadi Minta Keadilan dari Balik Jeruji BesiKomisi VIII: Majalengka Lebih Ideal Jadi Embarkasi Haji
Selang 10 menit kemudian, kedua panitera pengganti yang saya mintakan tolong tadi kembali ke ruangan. “Bos, dananya sudah saya serahkan. Terima kasih, kata Bu Rina,” ujar mereka berdua.
Hakim Dasma, pada hari yang sama, juga menyumbang uang sejumlah Rp 20 juta untuk acara rekreasi keluarga besar Pengadilan Negeri Jakarta Utara itu. Untuk kepentingan plesiran ke Solo, Jawa Tengah sesuai pesanan Ketua PN Jakarta Utara beberapa waktu lalu saya sebenarnya sudah memesan 2 (dua) unit bus wisata. Namun batal. Karena pak Ketua inginnya naik kereta api. Saya pun memesan tiket kereta api melalui sebuah travel agen langganan di Jakarta (PT. Dwi Dua Tour). Tapi itu juga batal. Sebab, Pak Ketua ingin naik pesawat terbang. Saya pun akhirnya memesan sekitar 50 tiket pesawat untuk rencana kepergian teman-teman kantor ke Solo. Tapi ini dibatalkan juga, karena Rina Pertiwi, bendahara rekreasi, ingin memesan tiket sendiri. Saya lalu mendatangi kantor travel langganan saya, dan meminta maaf kepada staf di sana, dan minta supaya pemesanan tiket saya ini dibatalkan.