Ia melanjutkan, perlu tim gabungan untuk mengungkap kejadian tersebut. “TNI perlu dilibatkan. Biar masyarakat percaya bahwa aksi teror demi teror itu bukan produk rekayasa,” jelasnya.
Sementara terkait kemungkinan bahwa granat asap adalah milik polisi yang tertinggal, Haris menyatakan perlu ada investigasi mendalam. Apakah hal itu dilakukan atas unsur kesengajaan atau kelalaian. “Granat asap itu besar, lebih besar dari satu peluru. Kalau seorang pasukan kehilangan satu biji pasti terasa,” terang Haris.
Diketahui, polisi masih mendalami asal granat asap yang meledak di kawasan Monas, Selasa (03/12). Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Gatot Eddy Pramono menyampaikan ledakan yang terjadi di bagian sisi utara Monas diduga berasal dari granat asap. Ledakan tersebut terjadi Selasa pagi sekitar pukul 07.15 WIB. “Dari hasil olah TKP diduga granat asap yang meledak,” ujar Gatot. Namun, darimana granat itu berasal, Gatot menyampaikan masih melakukan pendalaman. Termasuk meminta keterangan dari dua korban ledakan yang merupakan anggota TNI. “Barangnya dari mana sedang didalami. Karena anggota masih dilakukan pengobatan dan perawatan,”ujarnya.
Baca Juga:Keluar dari Jeratan Utang, Ini Strategi BuwasBiayai Kebijakan Pemusnahan Beras, Bulog Minta Kemenkeu Alokasi Anggaran
Ledakan granat di Monas menyebabkan dua anggota TNI terluka. Yaitu Serka Fajar dan Praka Gunawan. Serka Fajar alami luka parah pada tangan kiri karena saat memegang granat asap, dia menggunakan tangan kiri. Sementara, Praka Gunawan disebut mendapat luka ringan di bagian paha. Kedua korban tengah dirawat di RSPAD Gatot Subroto Jakarta untuk proses penyembuhan. (fin)
https://www.youtube.com/watch?v=pFPC4BV4on8