JAKARTA-Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi keputusan Bambang Soesatyo (Bamsoet) mundur dari bursa Calon Ketua Umum (Caketum) Partai Golkar. Menurut dia, keputusan tersebut tensi politik di internal parpol beringin itu menjadi lebih adem.
Hal itu disampaikan Jokowi, saat membuka Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) X Partai Golkar di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (3/12).
“Saya masuk pintu ruangan ini hawanya sudah kelihatan sejuk. Meskipun AC dimatikan, saya yakin hawanya tetap sejuk,” kata Jokowi.
Baca Juga:Bulog Terancam Bangkrut Utangnya Capai Rp28 Triliun, Ini Kata Direksi: Bisa Iya, Bisa TidakIni Pemicu 20 Ribu Ton Beras Dimusnahkan
Dia pun mengapresiasi keberhasilan Golkar dalam menghadirkan kesejukan tersebut. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun meminta agar tidak ada prasangka buruk terhadap mundurnya Bamsoet dari bursa caketum. Apalagi sampai menuding pihak Istana bermain di belakangnya.
“Kemarin ada yang bilang istana intervensi. Saya jamin itu tidak ada. Kalau ada yang menyampaikan Mensesneg (intervensi, red) saya jamin tidak ada. Karena memang betul-betul tidak ada,” ucap Jokowi.
“Katanya (Mensesneg) ngumpulin DPD, DPD mana yang dikumpulkan. Kalau ada DPD yang dikumpulkan oleh Mensesneg silakan maju sini saya beri sepeda,” imbuhnya.
Jokowi mengaku, pihaknya siudah menanyakan langsung kabar itu kepada Mensesneg Pratikno. Jawabannya, sang pembantu presiden itu memastikan tidak ikut campur dalam pemilihan ketum Golkar.
“Kalau ada menteri yang manggil-manggil DPD, ya menterinya Golkar mestinya. Bisa saja. Pak Agus bisa saja, atau pak Zainudin Amali atau pak Luhut bisa aja,” jelasnya.
Jokowi berpendapat, apabila Golkar panas maka akan berpengaruh pada politik nasional yang juga ikut memanas. Persaingan panas wajar terjadi dalam perebutan kekuasaan politik, namun ia berharap semuanya bisa ditempuh melalui jalan musyawarah mufakat.
“Yang saya takutkan, kalau Golkar pecah, jadi partai baru lagi itu kekhawatiran saya. Golkar adalah partai besar yang menjadi aset besar Indonesia. Kalau Golkar goyang maka perpolitikan nasional ikut goyang,” pungkas Jokowi.
Baca Juga:Majelis Taklim Wajib Terdaftar di Kemenag, PBNU Angkat SuaraKritik PMA, DPR Sebut Sertifikasi Majelis Taklim Berlebihan
Sebelumnya, secara mendadak Bamsoet akhirnya memutuskan mundur dari pencalonannya sebagai Ketum Golkar. Keputusan itu diambil usai dirinya menggelar pertemuan tertutup dengan Airlangga Hartarto dan Menko Maritim Luhut Pandjaitan.