Pak Ciputra adalah salah satu dari tokoh sangat berkarakter yang ku tulis. Ia sosok yang tangguh dan hebat. Menjadi besar karena semangat maju dan pantang menyerah. Sejak kecil ia akrab dengan kesengsaraan. Ayahnya ditawan tentara Jepang dan wafat dalam penjara. Sejak itu ia menemani Ibunya dalam keadaan hidup serba sulit. Sewaktu kecil ia harus hidup menumpang di rumah kerabat dan mendapat tugas rutin yang berat tiap pagi membuang tinja dari pispot setiap kamar. Tapi ia tabah demi bisa sekolah.
Kala remaja ia berjuang untuk bisa menjamin kehidupan ibu dan saudara-saudaranya. Untuk makan, ia berburu ke dalam hutan bertelanjang kaki. Keinginan kuat keluar dari kesulitan hidup mendorongnya untuk berprestasi. Dari dusun kecil di Sulawesi Utara, ia bisa sekolah menengah di Gorontalo. Berkali-kali ia putus asa tapi akhirnya ia menemukan cara untuk menaklukkan ketakutannya. Ia berlari. Lari dari rumah ke pegunungan untuk melatih dirinya. Untuk tidak merasa tak berarti. Karena terlatih berlari, ia lalu menjadi juara lomba lari paling jagoan di Gorontalo. Ia satu-satunya anak muda berdarah Tionghoa yg mampu berlari melebihi kecepatan pelari pribumi asli saat itu. Sampai ia dikirim bertanding ke PON di awal 1950an. Bisa bersalaman dengan Bung Karno dan menyakui coca cola dari istana
Selepas SMA ia bertekad bisa kuliah di ITB untuk jadi arsitek. Ia memang sangat berminat pd ilmu arsitek. Berhasil. Kuliah dalam keprihatinan ia lewati. Lulus kuliah, ia tak mau membuang waktu untuk meraih sukses. Ia berani datang ke Jakarta dan mengetuk kantor Gubernur, menawarkan diri menyumbangkan ilmunya bagi pembangunan Jakarta. Di era 1960an itu Gubernur Jakarta adalah Soemarno. Ia sempat ditolak berkali-kali, sebelum akhirnya dipercaya menangani Proyek Senen. Itulah proyek pertama Pak Ciputra di Jakarta. Selanjutnya ia membuat Ancol. Dan.. karyanya terus bergulir. Bintaro Jaya. Pondok Indah. Terus dan terus.
Baca Juga:Pasar Ciawitali Belakang Kantor Damkar Ludes TerbakarAntara Rudiantara
Pak Ciputra adalah pemimpin usaha yang perfeksionis. Ia hanya sudi melihat satu hal: kesempurnaan. Namun dari sifatnya ini lahir etos kerja keras di jajaran anak buahnya. Jaya Group. Ciputra Group. Metropolitan Group. Semua berkembang pesat dengan etos kerja keras dan target excellent. Ia melewati banyak ujian di tengah gelombang semangat kerjanya. Kejatuhannya kala krismon sangatlah pahit. Ia saat itu mengatakan, supirnya bahkan lebih kaya dari dirinya karena ia dibelit hutang yang unbelievable.