PENDAFTARAN putra Presiden Indonesia Joko “Jokowi” Widodo, Gibran Rakabuming, ke Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDI-P), telah menyiapkan panggung bagi putra tertua Jokowi itu untuk bergabung dalam riuh politik. Seiring keluarga Jokowi meletakkan pondasi bagi dinasti politik baru, mengapa Indonesia tidak dapat bergerak mengakhiri politik keluarga?
Setelah melalui Pilpres 2019, keluarga Presiden Indonesia Joko “Jokowi” Widodo telah mengalihkan pandangannya ke tahun 2020. Gibran Rakabuming, putra tertua Jokowi, telah mendaftarkan diri sebagai anggota Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDI-P) minggu lalu, dan diperkirakan akan ikut serta dalam Pemilihan Wali Kota Surakarta tahun 2020. Jika dia menang, Gibran akan menduduki jabatan yang sama yang telah mengawali karier politik ayahnya.
Selain aspirasi politik putra sulungnya, menantu Joko Widodo yang berusia 28 tahun, Bobby Nasution, dilaporkan telah menjajaki kemungkinan mencalonkan diri sebagai Wali Kota Medan. Bobby telah bertemu dengan Partai Nasional Demokrat (NasDem) cabang Medan pada awal September 2019.
Baca Juga:Goo Hara Tak Sendiri, 40% Seleb Korea juga Ingin Bunuh DiriPenyanyi Korea Goo Hara Dikabarkan Tewas di Rumahnya
Bagian dari daya tarik Jokowi pada Pilpres 2014 berasal dari posisinya sebagai nama baru di politik. Mantan pengusaha mebel yang lahir di perkampungan kumuh itu menonjol di lanskap politik Indonesia karena tak memiliki koneksi keluarga di kalangan elit Jakarta. Hal ini membantu membuat Jokowi banyak dipuja di kalangan pemilih Indonesia.
Ketika Jokowi memenangkan kursi kepresidenan, banyak rakyat Indonesia yang bermimpi bahwa kemenangannya akan mengantarkan era baru bagi politik Indonesia. Mereka melihat kemenangan Jokowi sebagai isyarat bahwa cengkeraman dinasti politik atas politik Indonesia tengah melemah dan era dinamisme baru telah dimulai. Skema politik terbaru keluarga Jokowi menunjukkan bahwa pemikiran semacam ini mungkin masih terlalu dini.
Terlepas dari pengalaman politiknya yang terbatas, ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa Gibran akan memenangkan pemilu jika ia mencalonkan diri, yang akan meletakkan pondasi bagi dinasti Jokowi. Ayahnya menyapu bersih Jawa Tengah pada Pilpres 2019 dengan lebih dari 77 persen suara, sehingga Gibran sudah menikmati popularitas lebih dari 90 persen di wilayah itu.
Gemuruh dinasti Jokowi tidak banyak menunjukkan tentang kehausan keluarga akan kekuasaan, namun lebih banyak tentang sifat elitis politik Indonesia.