Pemilik Yayasan Rumah Aman, Sri Utari mengatakan bahwa yang bersangkutan atau pelaku sudah bertemu. Bahkan mengakui perbuatannya. Saat ditanya, MD memang menyiksa anaknya, sampa kaki anaknya patah.
“Dia juga mengalami stres berat sejak kehamilan anak ini. Sebelumnya dia (MD, Red) dicerai suaminya. Ditinggal saat hamil. Jadi, dia bawa pikiran itu sampai melahirkan. Dia bilang anaknya itu mirip bapaknya. Makanya dia sering benci dan menyiksa anaknya,” tuturnya.
Sri pun menerangkan bahwa psikolog sudah memeriksa pelaku dan menyatakan bahwa MD stres berat. Bahkan jika hal ini tidak ditangani akan berakibat pada gangguan kejiwaan.
Baca Juga:Mengenal Sosok Google Doodle Hari Ini, Siapa Ani Idrus?Guru SD Tamatan SD di Dusun Bondan
Malahan bisa jadi pelaku juga membunuh Namun pelaku juga mengaku bahwa ada itikad baiknya untuk sembuh dan berobat. “Jadi, saya juga sudah berkonsultasi dengan psikologi dan kepolisian bagaimana menangani kasus ini. Apalagi dia punya anak bayi. Hanya saja dengan anak bayi itu dia tidak bermasalah . Hanya sama MD ini saja dia sering aniaya,” terangnya.
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kaltim, Aji Suwignyo mengatakan bahwa pihaknya akan betul-betul menangani kasus ini sampai tuntas. Bahkan dirinya juga sudah meminta ahli tulang dan ahli anak, serta psikolog untuk turun menangani kasus ini.
“Kami dampingi terus sampai di mana nanti perkembangannya. Bahkan akan kami dampingi sampai nanti anak ini kembali kepada keluarganya. Selanjutnya juga akan dipantau setiap tiga bulan sekali, bagaimana perkembangan si anak dan siapa nanti yang akan merawatnya,” katanya.
Kanit Reskrim Polsekta Samarinda Ulu, Ipda Muhammad Ridwan membenarkan adanya kasus ini. Namun pihaknya juga masih menyimpulkan beberapa keterangan yang didapat di lokasi maupun dari para saksi.
“Kalau orang depresi begitu tidak bisa melalui penyelidikan. Kalau ada yang mau melaporkan hal ini kepada kami, kami persilakan. Karena tidak mungkin siapa yang mau melaporkan, karena ibu itu sedang depresi. Dan hal itu asalnya berasal dari psikolog,” ujarnya.
Pihaknya pun masih belum mengakui keterangan dari pelaku, karena masih berubah-ubah. “Suaminya (mantan, Red) kami mintai keterangan sama pengasuh anaknya. Tindakan KDRT itu tidak ada yang melihat. Dari empat orang yang kami interogasi belum kami lakukan pemeriksaan. Keempatnya tidak ada yang mengetahui kejadian aslinya,” terangnya.