JAKARTA-Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan kalangan perbankan agar berhati-hati menghadapi pelemahan ekonomi global. Pelemahan tak lepas dari perang dagang Amerika Serikat (AS)-Tiongkok, keluarnya Inggris dari Uni Eropa yang dikenal British dan Exit (Brexit), serta permasalahan geopolitik di berbagai belahan dunia.
“Tapi, kita juga harus hati-hati dengan kondisi sekarang. Perang dagang, Brexit, negara-negara lain yang menuju ke resesi atau sudah berada pada posisi resesi,” kata Presiden Jokowi saat membuka Indonesia Banking Expo 2019 di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (6/11).
Presiden Jokowi mengatakan telah mendiskusikan hal ini dalam pertemuan dengan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva di sela penyelenggaraan KTT Asia Timur ke-14 di Bangkok, Thailand, akhir pekan lalu. Pada pertemuan itu, kata Presiden, Kristalina secara khusus memperingatkan agar Indonesia berhati-hati menghadapi kondisi ekonomi global yang kurang kondusif.
Baca Juga:Jokowi Ungkap Saat Dapat Peringatan Khusus Direktur Pelaksana IMFTerkait Karyawan yang Hilang di Perairan Pulau Sangiang, Ini Penjelasan PT Wuling
“Saya bertemu dengan Managing Director IMF yang baru, Kristalina. Dia memberikan sebuah warning, “Jokowi hati-hati dalam mengelola moneter maupun fiskal. Hati-hati, karena kondisinya seperti ini,” kata Presiden Jokowi.
Di sisi lain, Presiden Jokowi bersyukur bahwa di tengah perlambatan ekonomi dunia, Indonesia mencetak pertumbuhan di kisaran 5 persen. “Kita sudah diberi angka pertumbuhan 5 persen lebih dikit. Tidak banyak, tapi lebih sedikit. Tapi sudah lebih dari 5 persen sudah bagus. Bandingkan dengan negara-negara lain, ada yang pertumbuhannya sudah minus, ada yang menuju ke nol, ada yang berkurang ke 1 persen, 2 persen. Ada yang anjlok di bawah 1 persen. Ini patut kita syukuri,” jelas Presiden Jokowi. (*)