Saat kendaraan dinas yang ditumpangi Wagub melepas jalur aspal menuju jalan timbunan ke lokasi, beliau lalu terbangun. Saya perkirakan, sekitar 10 menit menikmati jalan bergelombang untuk sampai di lokasi terdepan. Kendaraan memang tidak bisa mencapai titik lokasi yang berada di mangrove sehingga mengharuskan berjalan kaki.
Saya melihat, Wagub begitu semangat turun dari mobil sambil memakai terindak (pelindung panas khas Belitong) dan langsung berjalan menuju jembatan kecil yang terhubung ke lokasi penambangan rajuk. Langkah kecil dan sedikit cepat Wagub, saya ikuti dari belakang.
Beliau bahkan tanpa basa basi, langsung menyeburkan kaki kedalam air setinggi lutut menyusuri jalur berpasir ke titik lokasi penertiban. Setibanya di lokasi, beliau mulai memperhatikan kondisi sekitar yang mulai rusak akibat penambangan.
Baca Juga:Aplikasi TikTok Diduga Mata-Matai ASTNI Rombak Jajaran Perwira Tinggi di Lingkungan Intelijen
Tak banyak bicara, mungkin prinsip menden nang njero benar-benar dipegang beliau. Kepada saya, beliau hanya berpesan agar tolong didokumentasikan dengan baik. Saya jawab, baik pak.
Atas perintah Kasat Pol PP Provinsi Bangka Belitung, puluhan anggota Satpol PP mulai melakukan upaya penertiban dengan menyeberangi lumpur mangrove setinggi pinggang dan dada orang dewasa. Beberapa peralatan tambang diamankan ke daratan yang lebih kering sambil diinventarisir.
Saya memang tidak menghitung jumlahnya, tapi sepenglihatan peralatan yang sudah dikumpulkan berupa selang, pipa, mesin-mesin dan pompa mesin.
Suasana berubah dan agak mulai terasa aneh, bolak balik ada laporan bahwa ada sekelompok massa mendekat ke lokasi. Selang beberapa menit kemudian, dari arah seberang terdengar teriakan-teriakan dari massa yang belakangan diketahui sudah terlebih dahulu menghancurkan kaca mobil Wagub dan tim penertiban.
Ada yang terluka, kabarnya demikian. Sopir Wagub dan sopir mobil lainnya mengalami kekerasan fisik dari massa yang sudah terlanjur emosi. Perintah pun berubah, seluruh anggota Satpol PP yang masih berada di dalam hutan mangrove segera diminta berkumpul sambil membuat perlindungan untuk Wagub.
Tiba-tiba massa sudah dekat sambil mengacungkan kayu dan parang kearah Wagub yang sudah siap menyambut. Wagub terlihat tegar dan bersiap melakukan diplomasi. Sesaat kemudian, posisi Wagub dan massa hampir tak berjarak. Makian dan teriakan tak henti-hentinya diucapkan sehingga membuat Wagub memilih menenangkan massa.